Sukses

Harga Pangan Meroket, Daya Beli Masyarakat Terancam

Kenaikan harga bahan pangan bisa menjadi faktor pendorong kenaikan inflasi. Bila hal tersebut terus berlanjut, maka daya beli masyarakat kelas bawah akan terguncang.

Liputan6.com, Jakarta Harga-harga pangan di tingkat konsumen terus merangkak naik. Tak hanya beras, aneka cabai, bawang, sayuran hingga sumber protein mengalami kenaikan signifikan sejak musim Ramadan dan lebaran.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai kenaikan harga bahan pangan bisa menjadi faktor pendorong kenaikan inflasi. Bila hal tersebut terus berlanjut, maka daya beli masyarakat kelas bawah akan terguncang.

"Jika inflasi yang disebabkan volatilitas pangan terus berlanjut, 40 persen kelompok pengeluaran terbawah akan tertekan daya belinya," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (21/6).

Bhima menuturkan kenaikan harga barang jika tidak diikuti kenaikan pendapatan bisa beresiko bagi momentum pemulihan ekonomi. Tak hanya masyarakat, para pelaku usaha juga akan kena imbasnya.

"Setiap kenaikan harga barang tidak dibarengi dengan naiknya pendapatan, itu berisiko bagi pemulihan ekonomi," kata dia.

Dalam kondisi demikian, pelaku usaha juga dihadapkan dua pilihan sulit. Menaikkan harga jual produk atau memangkas keuntungan.

"Pelaku usaha juga akan meneruskan naiknya biaya bahan baku pangan ke konsumen akhir," kata dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kondisi Petani

Kondisi serupa juga dihadapi para petani. Kenaikan harga bahan pangan tidak lantas membuat mereka menikmati keuntungan. Sebaliknya, mereka saat ini tengah dihadapkan pada kenaikan harga pupuk.

"Contohnya adalah soal kenaikan biaya pupuk akan berpengaruh ke harga cabai. Petani dalam posisi terjepit, tidak mungkin harga pupuk naik kemudian harga cabai stabil," kata Bhima.

Berdasarkan data Info Pangan Jakarta, harga aneka cabai per hari ini terus mengalami peningkatan. Cabai rawit merah tembus ke harga Rp 107.065 per kilogram (kg), cabai merah keriting Rp 88.55 per kg, cabai merah besar Rp 84.119 per kg dan cabai rawit hijau Rp 79.886 per kg.

Harga bawang putih jua naik hingga Rp 59.021 per kg, sedangkan bawang putih Rp 33.500 per kg. Harga ayam ras juga masih tinggi yakni Rp 39.465 per ekor dan harga telur ayam Rp 28.84 per kg. Sementara itu harga minyak goreng curah masih dijual Rp 15.875 per kg.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

3 dari 4 halaman

Mendag Zulkifli Hasan: Kenaikan Harga Cabai Bonus Tahunan untuk Petani

Harga aneka cabai di pasaran tengah meroket. Di Jakarta, harga cabai rawit merah tembus Rp 107.000 per kilo gram. Di Kalimantan Utara harga cabai rawit tembus Rp 135.000 per kilogram. Harga cabai rawit merah termurah ada di Sulawesi Barat yakni Rp 56.000 per kilogram.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan kenaikan harga cabai saat ini menjadi momentum bonus tahunan bagi petani. Apalagi kenaikan harga cabai dipengaruhi cuaca yang tidak menentu.

"Saya tanya orang pasar katanya itu biasa, memang ada musimnya. Biarlah untuk petani ada bonus tahunan," kata Zulkifli saat berkunjung ke kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, dikutip Selasa (21/6).

Selain aneka cabai, harga bawang merah juga mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan Info Harga Pangan Nasional, harga bawang merah di Jakarta telah mencapai Rp 60.850 per kilogram. Sedangkan provinsi lainnya di Pulau Jawa harga bawang merah di atas Rp 50.000 per kilogramnya.

Harga bawang merah tertinggi tercatat di Gorontalo sebesar Rp 79.350 per kilogram. Sedangkan harga termurah di Kepulauan Riau sebesar Rp 32.800 per kilogram.

 

4 dari 4 halaman

Impor

Mahalnya harga 2 bahan pangan tersebut tidak lantas membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan impor. Zul menyebut keran impor hanya dibuka untuk komoditas atau bahan pangan yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri.

"Bawang merah kalau kita impor nanti petani hancur, yang di Tegal, di Brebes. Makanya ini perlu kita komunikasikan (dengan Kementerian Pertanian), jangan sampai ada gape," kata Zul.

Zul menyebut pemerintah akan buka keran impor jika barang yang dibutuhkan sudah memengaruhi kenaikan inflasi. Sementara kenaikan harga cabai dan bawang merah disebabkan faktor musiman.

"Kita lihat, kalau misalnya diperlukan saja, kalau barangnya akan pengaruhi inflasi oke (impor) tapi kalau cabai merah, rawit dan keriting itu kan memang ada musimnya," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.