Sukses

WTO Menangguhkan Hak Paten Vaksin Covid-19 Bagi Negara Berkembang

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyepakati penangguhan paten vaksin Covid-19 bagi negara berkembang.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyepakati penangguhan hak paten vaksin Covid-19 bagi negara berkembang, selama lima tahun ke depan.

Kesepakatan itu dicapai setelah 164 negara anggota WTO menghabiskan lima hari untuk merundingkan isu tentang kesehatan dan ketahanan pangan.

Selain penangguhan paten vaksin Covid-19, WTO juga menyepakati pengurangan penangkapan ikan yang berlebihan dalam konferensi tingkat menteri yang digelar di Jenewa pada Jumat (17/6).

Dilansir dari BBC, Senin (20/6/2022) kesepakatan pengabaian kekayaan intelektual parsial untuk vaksin Covid-19 akan memungkinkan negara-negara berkembang memproduksi dan mengekspor vaksin.

Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan kesepakatan yang dicapai pada konferensi di Jenewa akan "membuat perbedaan bagi kehidupan orang-orang di seluruh dunia".

"Hasilnya menunjukkan bahwa WTO sebenarnya mampu menanggapi keadaan darurat di zaman kita," tambahnya.

Namun, Okonjo-Iweala menggambarkan kesepakatan tentang pengurangan penangkapan ikan dan vaksin Covid-19 sebagai langkah yang "belum pernah terjadi sebelumnya".

"Ini adalah titik balik dalam mengatasi salah satu pendorong utama penangkapan ikan berlebihan secara global." kata Isabel Jarrett, manajer kampanye The Pew Charitable Trusts yang berinisiatif mengurangi subsidi perikanan yang berbahaya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan, mengakui bahwa perjanjian perikanan "tidak berjalan sejauh yang diinginkan banyak anggota (WTO)".

"Tapi (kesepakatan) itu memang bisa memberikan apa yang dibutuhkan lautan kita dan semua yang bergantung padanya," Trevelyan menambahkan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Erick Thohir: Vaksin Covid-19 Buatan BUMN Bisa Jadi Kekuatan Diplomasi

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, setelah berhasil melalui uji klinis fase 2 dengan hasil yang lebih baik dari Sinopharm, PT Bio Farma (Persero) kini tengah bersiap melakukan uji klinis vaksin covid-19 BUMN tahap tiga. Ini merupakan fase akhir.

Erick menjelaskan, Bio Farma sudah mulai masuk uji klinis fase tiga. Diharapkan jika fase terakhir sudah selesai dan segera lolos uji klinis. Jika semua itu berhasil maka vaksin covid-19 BUMN bisa digunakan untuk booster.

"Jika lolos uji klinis, Bio Farma siap memproduksi massal vaksin BUMN dan didistribusikan secara merata ke seluruh Indonesia," ujar Erick Thohir saat menghadiri kick off uji klinis vaksin covid-19 tahap III di Semarang, Jawa Tengah, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (9/6/2022).

Saat ini Bio Farma bisa memproduksi dengan kapasitas 250 juta dosis per tahun. Ke depannya, kapasitas Bio Farma berpotensi memproduksi hingga 500 juta dosis. Setelah memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, bukan tidak mungkin Indonesia ekspor vaksin untuk negara lain yang membutuhkan.

Di beberapa negara di dunia, Erick sampaikan, ketersediaan vaksin masih jadi kendala. Rasio vaksin di lebih dari 30 negara hingga saat ini masih kurang dari sepuluh persen. Bagi Erick, produksi vaksin BUMN tak hanya memperkuat ketahanan kesehatan nasional, melainkan juga membangun kekuatan diplomasi luar negeri negeri dan peningkatan ekspor.

"Oleh karena itu, kita berharap uji klinis fase 3 berjalan lancar dan segera memperoleh EUA dari BPOM. Setelah itu, kita masih perlu melanjutkan prosesnya untuk memperoleh EUL dari WHO," ucap Erick.

3 dari 3 halaman

Vaksin BUMN Target Diproduksi Juli 2022

Pada Kamis 9 Juni 2022 lalu Vaksin BUMN kick off atau mulai uji klinis fase 3. Menurut Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir, jika semua berjalan lancar maka target Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat keluar pada Juli.

“Setelah EUA keluar kita mulai produksi. Dan kita sudah menyiapkan kapasitas produksi yang cukup besar. Di mana untuk vaksin BUMN ini kami telah menyiapkan kapasitas 120 juta dosis per tahun. Tentunya nanti akan diproduksi sesuai kebutuhan,” ujar Honesti dalam konferensi pers di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/6/2022).

Ia menambahkan, uji klinis yang dilakukan pada vaksin BUMN diawali dengan peruntukkan vaksin primer dosis satu dan dua.

“Namun, karena jumlah vaksinasi primer di Indonesia sudah cukup besar, kemungkinan besar akan diprioritaskan pula untuk booster.”

“Kemudian diuji pula untuk anak karena kita memang masih kekurangan suplai vaksin untuk anak karena memang belum banyak vaksin yang mendapatkan izin untuk diberikan ke anak.”

Uji klinis vaksin BUMN fase ketiga rencananya akan diberikan kepada 4.050 subjek dengan batasan usia 18 sampai 70 tahun. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.