Sukses

Terbukti Bermanfaat, Jokowi Sudah Siapkan Anggaran Kartu Prakerja untuk Tahun Depan

Program Kartu Prakerja telah mendapatkan apresiasi dari lembaga dalam dan luar negeri, antara lain Bank Dunia, ADB, UNDP, UNESCO, dan UNESCAP.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, program Kartu Prakerja yang sudah berjalan sejak 2020 terus berjalan baik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Oleh karena itu, program Kartu Prakerja akan tetap dilanjutkan.  

Menurut Jokowi, kunci kemajuan negara adalah sumber daya manusia, bukan sumber daya alam. Peningkatan kualitas SDM juga tidak mungkin dilakukan tanpa memanfaatkan platform digital.

"Program Kartu Prakerja terbukti bermanfaat kepada masyarakat sampai pelosok. Apalagi tidak ada dana insentif yang melewati pihak lain, tapi dana langsung dari Kementerian Keuangan ke penerima manfaat," ungkap Jokowi dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/6/2022).

"Tahun depan program akan berjalan, anggaran sudah disiapkan," tegas Jokowi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Cipta Kerja, Airlangga Hartarto, mengatakan keberhasilan Program Kartu Prakerja menuai banyak tanggapan positif dari banyak forum internasional.

Sebab, secara ilmiah itu mampu untuk mendorong adult learning, pemberdayaan perempuan, inklusi keuangan, pengurangan ketimpangan, pengangguran dan kemitraan multi-pihak yang merupakan pilar-pilar SDG.

"Dalam pertemuan UNESCO di Marrakech, Maroko semalam, mereka mencari jalan untuk menghadapi tantangan masa depan ketenagakerjaan di era digital. Dari hampir seluruh negara yang memberi paparan, Program Kartu Prakerja adalah program yang paling siap dan sudah beroperasi," tutur Airlangga.

Airlangga memuji Program Kartu Prakerja yang telah mendapatkan apresiasi dari lembaga dalam dan luar negeri, antara lain Bank Dunia, ADB, UNDP, UNESCO, dan UNESCAP.

Selain itu, para peneliti dari The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL), Presisi Indonesia, Bank Dunia dan TNP2K telah menemukan bukti ilmiah dampak positif Program Kartu Prakerja.

"Survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, Cyrus, lembaga riset IPSOS dan pusat studi CSIS juga menunjukkan hasil senada," pungkas Airlangga.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menko Airlangga: 30 Persen Peserta Kartu Prakerja Sudah Tidak Menganggur

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atau Menko Airlangga mengatakan 30 persen yang telah mengikuti program Kartu Prakerja kini sudah tidak menganggur alias telah bekerja maupun berwirausaha.

Selama dua tahun pelaksanaannya, Program Kartu Prakerja saat ini telah mencapai gelombang ke-32 dan memiliki lebih dari 12,8 juta penerima manfaat yang tersebar di 514 kabupaten/kota se-Indonesia, dan 95 persen telah menerima insentif.

“Dari yang mengikuti prakerja, 30 persen yang sebelumnya menganggur kini telah bekerja atau berwirausaha, dan 90 persen itu peningkatan kompetensi produktivitas dan meningkatkan daya saing,” ujar Menko Airlangga.

Kemudian, 66 persen menggunakan sertifikasi prakerja untuk mendapatkan pekerjaan, 27 persen dari penerima belum pernah punya rekening Bapak Presiden tetapi 27 persen Itu memilih menggunakan e-wallet, sehingga ini menjadi bagian dari program inklusi keuangan.

“Dari bantuan dana yang diberikan Rp600.000 untuk 4 bulan, 92 persen untuk membeli pangan dan 70 persen untuk modal usaha,” kata Airlangga.

Menko Airlangga, menyebut program kartu prakerja adalah salah satu program Government to People (G to P) yang paling masif ada dibandingkan di negara lain.

3 dari 3 halaman

Akan Ditiru Negara Lain

Airlangga juga melaporkan kepada Presiden, dalam pertemuan UNESCO di Marrakesh, program kartu prakerja dipilih sebagai program yang digunakan untuk menghadapi tantangan the future of work yang terkait dengan transformasi digital, green ekonomi yang membutuhkan tenaga adult lifelong learning.

“Dari hampir seluruh negara yang memaparkan yang paling siap dan sudah operasional Insyaallah dari Indonesia melalui kartu prakerja,” ujarnya.

Tentunya keberhasilan program kartu prakerja tak terlepas dari penggabungan supply dan demand, sehingga seluruhnya dibentuk dalam ekosistem yang terus bergerak secara dinamis menggunakan database dan AI.

“Juga berterima kasih kepada Mitra dari Bank BNI 46 Pak Presiden. Seluruhnya ini ekosistem yang bergabung dengan BNI 46. Kartu pra kerja didukung oleh 171 lembaga pelatihan, 6 platform digital, 6 mitra pembayaran, 3 portal kerja dan 8 perguruan tinggi sebagai penilai dan pemantau,” pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.