Sukses

Harga Emas Anjlok Usai Kenaikan Bunga The Fed

Harga emas turun pada minggu ini karena daya tarik emas terpukul oleh langkah-langkah pengetatan agresif dari the Fed dan juga bank sentral lain di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh pada perdagangan Jumat dan mencatatkan penurunan lebih dari 1 persen pada pekan ini. Kejatuhan harga emas ini karena harus melawan penguatan dolar AS dan juga adanya sinyal kebijakan hawkish dari Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip CNBC, Sabtu (18/6/2022), harga emas berjangka AS turun 0,5 persen pada hari Jumat menjadi USD 1.840,6 per ounce. Emas berjangka ditutup turun 1,86 persen pada minggu ini dan membukukan kinerja mingguan negatif kedua dalam tiga pekan.

Sedangkan harga emas di pasar spot turun 1,1 persen menjadi USD 1.836,26 per ounce.

indeks dolar AS naik pada hari Jumat, sementara imbal hasil Treasury 10-tahun AS juga menguat. Hal ini membuat emas batangan yang diperjualbelikan dengan mata uang dolar AS menjadi kurang menarik.

"Ketakutan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi ke depan, menyusul kenaikan 75 basis poin Fed minggu ini, akan membatasi penguatan emas secara jangka pendek," kata kepala analis pasar di Exinity, Han Tan.

Daya tarik emas pada minggu ini terpukul oleh langkah-langkah pengetatan agresif dari the Fed dan juga bank sentral lain di seluruh dunia. Kenaikan suku bunga ini untuk mengekang inflasi.

The Federal Reserve AS menaikkan suku bunga terbesar sejak 1994 atau sepanjang 30 tahun yaitu mencapai 0,75 persen.

Inflasi dan ketidakpastian ekonomi biasanya mendukung harga emas, tetapi suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

"Tekanan kenaikan suku bunga dan dolar AS telah melebihi permintaan safe-heaven (dari kekhawatiran resesi)," kata analis Bank of China International Xiao Fu.

Pergerakan emas memang selama ini selalu berhubungan dengan dolar AS dan imbal hasil obligasi. Menurut analis ini telah terjadi meskipun latar belakang kondusif dari ketidakpastian ekonomi global dan penguncian China.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Kemarin

Harga emas pada perdagangan Kamis di pasar dunia naik 1 persen di tengah perdagangan yang bergejolak. Kenaikan harga logam mulia dipicu melemahnya Dolar AS dan prospek kebijakan agresif Bank Sentral AS, mendorong daya tarik safe-haven kembali ke logam.

Melansir laman CNBC, Jumat (17/6/2022), harga emas di pasar spot naik 0,9 persen menjadi USD 1.849,21 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 1,7 persen menjadi USD 1.849,90 per ounce.

Nilai tukar Dolar AS susut 1,6 persen dari posisi tertinggi dalam dua dekade baru-baru ini. Melemahnya mata uang daya tarik emas di antara pembeli luar negeri.

"Emas sekarang mulai terlihat cukup menarik karena taruhan pada ekonomi AS berkurang," kata Edward Moya, Analis Senior OANDA.

"Karena reli dolar telah mencapai puncaknya dan investor sekarang mencari tempat yang aman, perdagangan emas terlihat cukup menarik," tambah Moya.

Harga emas baru-baru ini bergerak seiring dengan pasar saham dan obligasi, bukannya terdorong secara murni.

Kenaikan yang terjadi pada hari ini, di tengah aksi jual tajam di Wall Street yang didorong oleh kekhawatiran atas resesi.

Inflasi dan ketidakpastian ekonomi biasanya mendukung emas, tetapi suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

3 dari 3 halaman

Harga Logam Lainnya

Daya tarik safe-haven emas bisa memudar lebih jauh jika Federal Reserve berhasil memerangi inflasi tanpa mendorong Amerika Serikat ke dalam resesi, kata Carsten Menke, kepala Penelitian Generasi Berikutnya di Julius Baer.

The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga terbesar dalam lebih dari seperempat abad pada hari Rabu.

Kekhawatiran tentang lonjakan inflasi juga mendorong bank sentral lainnya untuk memperketat kebijakan moneter.

Bank Nasional Swiss secara tak terduga menaikkan suku bunga kebijakannya untuk pertama kalinya dalam 15 tahun dan Bank of England mengikutinya.

Di tempat lain, harga logam perak naik 1,1 persen menjadi USD 21,89 per ounce, harga platinum naik 1 persen menjadi USD 948,90 dan paladium naik 0,8 persen menjadi USD 1.876,18.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.