Sukses

Merpati Airlines Memang akan Dibubarkan Erick Thohir Sebelum Diputus Pailit

Kala itu, stafsus Erick Thohir menyebut diharapkan proses pembubaran Merpati Airlines bisa selesai tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Kabar kurang menyenangkan datang dari industri penerbangan. Maskapai nasional Merpati Airlines diputus pailit oleh Pengadilan Negeri Surabaya.

Sebelum Merpati Airlines Diputus Pailit, sejatinya maskapai ini memang akan dibubarkan Menteri BUMN Erick Thohir.

Ini diungkapkan langsung disampaikan Staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, saat ditemui di kawasan Sarinah, Selasa (17/5/2022).  “Merpati dipastikan tidak akan terbang lagi. Kalau untuk (pembubaran) Merpati akan masuk ke sana, ke PKPU,” kata Arya.

Kala itu dikatakan jika perusahaan tersebut sedang menjalani proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

Diharapkan proses pembubaran BUMN ini bisa selesai tahun ini. Sehingga, Kementerian bisa fokus untuk memulihkan  perusahaan-perusahaan BUMN lainnya agar mampu menghasilkan kinerja yang positif.

Pengadilan Negeri Surabaya resmi menetapkan PT Merpati Airlines pailit. Penetapan tersebut, berdasarkan pada putusan pengesahan perdamaian nomor 04/Pdt.Sus-PKPU/2018/ PN.Niaga.Sby, tanggal 14 November 2018.
 
Pengadilan Negeri Surabaya mengabulkan permohonan pemohon yaitu PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Di mana termohon adalah Merpati Airlines. 
 
Dalam situs resminya, Pengadilan Negeri Surabaya menyatakan termohon telah lalai untuk memenuhi isi perjanjian perdamaian yang telah disahkan oleh Putusan Pengesahan Perdamaian Nomor 04/Pdt.Sus-PKPU/2018/ PN.Niaga.Sby, tanggal 14 November 2018.
 
"Menyatakan Termohon (PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) Pailit dengan segala akibat hukumnya," demikian dikuti dari situs SIPP PN Surabaya, Jakarta, Selasa (7/6/2022).
 
Pengadilan juga menunjuk Gunawan Tri Budiono, Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya sebagai Hakim Pengawas.
 
Kemudian, Imran Nating, Muhammad Arifudin, Mohamad Rangga Afianto, Hertri Widayanti, dan Herlin Susanto, sebagai Kurator.
 
Selanjutnya, pengadilan menetapkan biaya kepailitan dan imbalan jasa kurator akan ditetapkan kemudian setelah kurator selesai menjalankan tugasnya dan proses kepailitan berakhir.
 
"Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara yang timbul dari perkara ini sejumlah Rp.1.509.000,00 (satu juta lima ratus sembilan ribu rupiah)," demikian dikutip dari situs tersebut.
 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pesangon Karyawan

Arya Sinulingga juga sempat menjawab kegelisahan perihal nasib karyawan maskapai Merpati Airlines. Dia tak menampik, memang maskapai penerbangan Merpati sedang menghadapi masalah pembayaran sisa pesangon karyawannya.

Kendati begitu, dalam  proses penyelesaiannya pihak Merpati  akan mengikuti perjanjian awal antara perusahaan dan pegawai.

“Dulu ada perjanjian, mereka dibayar kalau ada investor masuk. Jadi mengenai karyawan, kami hanya mengikuti apa yang dulu diputuskan bersama,” katanya.

Sebelumnya, PT Perusahaan Pengelola Aset (PT PPA) terus berupaya untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di tubuh PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Salah satu masalah yang terus diselesaikan saat ini adalah pembayaran pesangon para eks karyawan Merpati. 

Untuk diketahui, pada Selasa 12 April 2022 sore ratusan eks pilot dan karyawan PT Merpati Nusantara Airlines mendatangi PT PPA. Mereka menuntut pencairan pesangon yang tidak kunjung di bayar sejak BUMN penerbangan tersebut tutup di 2014.

Sekretaris Perusahaan PT PPA Agus Widjaja menjelaskan, PPA berkedudukan sama dengan para eks karyawan, yaitu sebagai kreditor dari PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Dalam kondisi ini, PPA bertanggung jawab untuk mengoptimalkan recovery dari uang negara yang sudah dikucurkan.

"Sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan pembayaran kepada eks karyawan, PPA telah meminta persetujuan kepada stakeholder terkait mengenai usulan skema pembayaran pesangon eks karyawan Merpati secara proporsional dari hasil penjualan jaminan PPA," jelas Agus kepada Liputan6.com pada Rabu (13/4/2022).

"Kami berharap agar seluruh pihak menghormati proses yang sedang diupayakan dengan tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia," tambah dia.

 
3 dari 3 halaman

Kantor PT PPA Digeruduk Eks Pilot Merpati

Sebelumnya, Eks pilot dan karyawan Merpati mendatangi PT PPA didampingi kuasa hukum mereka, Bertua Hutapea, SH, MH dan Markus Nababan, SH, MH dari kantor hukum BERTUA & CO.

Peristiwa berlangsung, Selasa sore (12/4/2022) di kantor PT PPA di Menara Mandiri II, Jakarta Selatan. Ratusan eks pilot dan karyawan Merpati ini mewakili 1.233 kolega mereka yang tersebar di berbagai daerah.

Dari ratusan, hanya beberapa perwakilan eks pilot dan karyawan yang didampingi kuasa hukum Bertua Hutapea dan Markus Nababan, diterima langsung Direktur Utama PT PPA Yandi Jaya Ruchandi di kantor PPA di lantai 7 Menara Mandiri II. Pertemuan berlangsung selama 2 jam dari pukul 16.00-18.00 WIB.

Usai pertemuan dengan Dirut PPA, kuasa hukum eks pilot dan karyawan Merpati, Bertua Diana Hutapea dan Markus Nababan menggelar buka puasa bersama kliennya di food court Menara Mandiri. Dalam acara buka puasa bersama ini, Bertua Hutapea dan Markus Nababan menjelaskan isi pertemuan dengan Dirut PT PPA.

Kuasa hukum eks pilot dan karyawan Merpati mengungkapkan jumlah pesangon yang belum dibayarkan total mencapai Rp 312 miliar untuk 1.233 eks pilot dan karyawan Merpati. Penyelesaian seputar PT Merpati Nusantara Airlines kini ditangani PT PPA.

"Dari sisi hukum persoalan pesangon eks pilot dan karyawan Merpati perkaranya sedang dalam proses homologasi PKPU di Pengadilan Niaga Surabaya," kata Bertua.

Bertua juga mengungkapkan hasil pertemuan dengan PT PPA beberapa saat sebelumnya.

Menurut Bertua, PT PPA hingga saat ini belum memiliki keputusan untuk pembayaran pesangon eks pilot dan karyawan Merpati.

"PT PPA mengaku masih menunggu keputusan dari Menteri BUMN untuk langkah-langkah penyelesaian pembayaran pesangon eks pilot dan karyawan Merpati," kata Bertua.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.