Sukses

Lockdown Covid-19 Bikin Sektor Jasa di China Terkontraksi 3 Bulan Berturut-turut

Karena lockdown Covid-19 yang berkepanjangan. sektor jasa dan layanan di China berkontraksi selama tiga bulan berturut-turut.

Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas di sektor jasa dan layanan di China berkontraksi dalam tiga bulan berturut-turut hingga Mei 2022, karena terdampak lockdown Covid-19 yang berkepanjangan di Shanghai dan sejumlah kota lainnya.

Meski sudah ada pelonggaran lockdown Covid-19, sektor jasa dan layanan di China masih menunjukkan pemulihan yang lambat, menurut sebuah survei bisnis swasta, Caixin. 

Dilansir dari Channel News Asia, Senin (6/6/2022) indeks manajer pembelian (PMI) Caixin naik menjadi 41,4 pada bulan Mei dari 36,2 pada Apri 2022, menunjukkan kenaikan yang sedikit karena pihak berwenang China mulai mengurangi beberapa pembatasan terkait Covid-19yang telah melumpuhkan Shanghai dan mengguncang rantai pasokan global.

Namun, angka tersebut tetap jauh di bawah 50 poin yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi secara bulanan.

Analis Caixin mengatakan bahwa kelemahan di sektor jasa, yang menyumbang sekitar 60 persen dari ekonomi China dan setengah dari pekerjaan di wilayah perkotaan, kemungkinan akan bertahan di bawah kebijakan nol-Covid-19 negara itu, dengan sektor-sektor seperti hotel dan restoran menanggung beban terberat.

Sebuah survei resmi juga menunjukkan sektor jasa di China masih terperosok dalam kontraksi.

Survei Caixin juga menunjukkan bisnis baru di China, termasuk pesanan ekspor, turun selama empat bulan berturut-turut karena pembatasan mobilitas membuat pelanggan tetap berada di rumah dan mengganggu operasi.

Hal itu menyebabkan perusahaan jasa mengurangi gaji mereka pada tingkat yang lebih tajam, dengan sub-indeks untuk pekerjaan berdiri di 48,5, terendah sejak Februari tahun lalu dan turun dari 49,3 bulan sebelumnya.

"Ukuran ketenagakerjaan tetap berada di wilayah kontraksi sejak awal tahun ini. Dampak epidemi telah menghantam pasar tenaga kerja. Perusahaan tidak banyak termotivasi untuk meningkatkan perekrutan. Akibatnya, bisnis yang luar biasa (menunggak) di sektor jasa tumbuh lebih jauh," kata Wang Zhe, Ekonom Senior di Caixin Insight Group.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pentingnya Memerhatikan Ketenagakerjaan dan Logistik

Diketahui bahwa aktivitas ekonomi China mendingin tajam pada bulan April ketika negara itu bergulat dengan wabah Covid-19 terburuk sejak 2020.

Data resmi juga menunjukkan tingkat pengangguran berbasis survei nasional China telah naik menjadi 6,1 persen pada April 2022.

Jumlah itu menandai angka tertinggi sejak Februari 2020 dan jauh di atas target 2022 pemerintah di bawah 5,5 persen.

Pemerintah China baru-baru ini pun mengumumkan 33 langkah respons dampak Covid-19 yang mencakup kebijakan fiskal, keuangan, investasi, dan industri, meskipun analis mengatakan target PDB resmi sekitar 5,5 persen akan sulit dicapai.

"Penting bagi pembuat kebijakan untuk lebih memperhatikan ketenagakerjaan dan logistik. Menghilangkan hambatan dalam rantai pasokan dan industri dan mendorong dimulainya kembali pekerjaan, dan produksi akan membantu menstabilkan entitas pasar serta melindungi pasar tenaga kerja," kata Wang dari Caixin Insight Group. 

Wang menambahkan, penting juga bagi pembuat kebijakan di China agar membagikan subsidi untuk masyarakat yang pendapatannya terkena dampak Covid-19.

3 dari 3 halaman

Lockdown Covid-19 Dicabut, Shanghai Mulai Beri Lampu Hijau Buka Bisnis

Salah satu kota ekonomi terbesar di China, Shanghai sedang dalam proses membuka kembali bisnis setelah melewati lockdown Covid-19 selama dua bulan. Tetapi beberapa pembatasan akan tetap berlaku.

Dilansir dari CNN Business, Kamis (2/6/2022) Wakil walikota Shanghai Wu Qing mengatakan bahwa otoritas kota berjanji untuk mengizinkan semua bisnis dibuka mulai Rabu (1/6), bersama dengan 50 langkah baru yang diambil untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terdampak lockdown.

Mulai 1 Juni 2022, bisnis di Shanghai tidak lagi memerlukan aturan "daftar putih" untuk mempekerjakan karyawan di lokasi.

Namun, para karyawan yang ingin berangkat kerja tetap harus menunjukkan hasil negatif Covid-19 dalam 72 jam sebelum menggunakan transportasi umum.

Diketahui bahwa ekonomi China telah terpukul keras oleh pandemi dan pendekatan nol Covid-19. Hal itu membuat sejumlah analis menurunkan perkiraan pertumbuhan negara itu tahun ini.

Pekan lalu, UBS menurunkan perkiraan PDB 2022 China menjadi 3 persen, yang jauh lebih rendah dari target resmi China sebesar 5,5 persen.

"Pembatasan yang masih ada dan kurangnya kejelasan tentang strategi keluar dari kebijakan Covid-19 saat ini kemungkinan akan mengurangi kepercayaan perusahaan dan konsumen serta menghambat pelepasan permintaan yang terpendam," tulis para ekonom UBS dalam sebuah laporan.

Tingkat keparahan dampak lockdown Covid-19 juga menyebabkan pejabat tinggi China mengadakan pertemuan darurat pekan lalu, di mana mereka berjanji untuk meluncurkan langkah-langkah baru untuk membantu menstabilkan ekonomi.

Langkah itu termasuk pinjaman untuk usaha kecil, pengembalian pajak yang lebih tinggi, dan dukungan keuangan untuk industri penerbangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.