Sukses

Krisis Besar Menanti, Pemerintah dan Pelaku Usaha Wajib Pasang Mata

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kebijakan Ekonomi Singapura, Heng Swee Keat, memprediksi krisis ekonomi besar masih bakal terus berlanjut

Liputan6.com, Singapura Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kebijakan Ekonomi Singapura, Heng Swee Keat, memprediksi krisis ekonomi besar masih bakal terus berlanjut ke depannya.

Pemerintah dan pelaku usaha perlu responsif memitigasi tantangan serta menyesuaikan arah sembari mengawasi perubahan jangka panjang dan mempersiapkannya.

Kemampuan ini sangat penting bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk bisa melewati masa-masa sulit seperti krisis finansial Asia (1997), krisis keuangan global (2008), hingga pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.

"Tidak mungkin untuk memprediksi masa depan dan memperkirakan segala tantangan yang akan datang. Tak ada perusahaan dan pemerintah yang bisa memprediksi dengan pasti. Akan ada banyak hal yang mengejutkan kita," kata Heng saat berbicara dalam IBM Think on Tour 2022 Singapore Conference di Marina Bay Sands Convention Centre, Singapura, Kamis (2/6/2022).

Di satu sisi, Heng mengatakan, pemerintah dan pelaku usaha tetap harus menyiapkan ongkos guna menghadapi tantangan yang ada saat ini, agar nafasnya masih terus berlanjut.

"Sebaliknya, kita wajib pasang mata untuk mengawasi perubahan jangka panjang dan bersiap untuk itu. Dan itu adalah cara bagaimana kita sampai ke tujuan," imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pentingnya Inovasi

Selain itu, Ia menegaskan inovasi tetap sangat penting untuk menciptakan terobosan baru. "Tapi ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan," cetusnya.

Heng menambahkan, value created jadi hal penting lainnya untuk memajukan peradaban seraya membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

"Penciptaan nilai bukan tentang satu perusahaan atau lembaga yang menghasilkan penemuan mereka sendiri. Cara terbaik melalui kemitraan dan kolaborasi. Saat dunia jadi lebih kompleks dan saling terhubung, tak ada satu pun pihak yang memiliki semua keahlian untuk mewujudkannya," tuturnya.

 

3 dari 4 halaman

Imbas Perang Rusia Ukraina, Bagaimana Cara Berkelit dari Resesi Global ?

Kepala Bank Dunia David Malpass memperingatkan bahwa perang Rusia-Ukraina dapat menyebabkan resesi global karena harga pangan, energi dan pupuk melonjak.

Hal itu disampaikan Malpass dalam sebuah acara diskusi bisnis dengan Kamar Dagang AS pada Rabu (25/5).

"Saat kita melihat PDB global ... sulit sekarang untuk melihat bagaimana kita menghindari resesi," ujar Malpass, dikutip dari BBC, Jumat (27/5/2022).

"Gagasan harga energi naik dua kali lipat sudah cukup untuk memicu resesi dengan sendirinya," bebernya.

Dia juga mengatakan bahwa serangkaian lockdown untuk pencegahan Covid-19 di China menambah kekhawatiran tentang perlambatan pertmubuhan ekonomi,

Komentar Malpass menjadi peringatan terbaru atas meningkatnya risiko terhadap ekonomi dunia yang kemungkinan bakal mengalami kontraksi.

 

4 dari 4 halaman

Ketergantungan

Selain itu, Malpass juga mengatakan bahwa banyak negara Eropa yang masih terlalu bergantung pada minyak dan gas Rusia.

Hal itu terjadi bahkan ketika negara-negara Barat terus maju dengan rencana untuk mengurangi ketergantungan mereka pada pasokan energi dari Rusia.

Dia juga mengatakan pada acara virtual yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang AS bahwa langkah Rusia untuk memotong pasokan gas dapat menyebabkan "perlambatan substansial" di wilayah tersebut.

Malpass memperingatkan harga energi yang lebih tinggi sudah membebani Jerman, yang merupakan negara ekonomi terbesar di Eropa dan terbesar keempat di dunia.

Diungkapkannya, negara-negara berkembang juga terpengaruh oleh kekurangan pupuk, makanan dan energi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.