Sukses

Miliarder Elon Musk Minta Karyawan Tesla Kembali Kerja di Kantor, Tak Muncul Dianggap Resign

Kebijakan kerja dari kantor tersebut dibagikan Miliarder Elon Musk dalam sebuah pesan email.

Liputan6.com, Jakarta - Bos Tesla Elon Musk telah meminta stafnya untuk kembali bekerja di kantor secara penuh. Miliarder terkaya di dunia itu menyatakan bahwa bekerja dari jarak jauh tidak lagi dapat diterima.

Dilansir dari BBC, Kamis (2/6/2022) kebijakan baru tersebut dibagikan dalam sebuah pesan email yang beredar di media sosial.

Tesla tidak menanggapi permintaan komentar atas pesan tersebut, yang salah satunya tampaknya ditujukan kepada para eksekutif.

Orang-orang yang tidak mau mematuhi aturan baru dapat "berpura-pura bekerja di tempat lain" ujar Musk di Twitter, ketika ditanya tentang kebijakan tersebut.

"Semua orang di Tesla diharuskan menghabiskan minimal 40 jam di kantor per minggu," tulisnya di salah satu email yang beredar. 

"Jika Anda tidak muncul, kami akan menganggap Anda telah mengundurkan diri," ujar pesan tersebut.

Email itu juga mengatakan bahwa para staf Tesla harus melapor untuk bekerja di salah satu kantor utama perusahaan, "bukan kantor cabang terpencil yang tidak terkait dengan tugas pekerjaan".

Musk menambahkan bahwa dia secara pribadi akan meninjau setiap permintaan pengecualian dari kebijakan tersebut.

Dikatakan juga bahwa bekerja di kantor secara penuh adalah permintaan perusahaan pada karyawan pabrik dan kolaborasi langsung sangat penting untuk keberhasilan perusahaan.

"Tentu saja ada perusahaan yang tidak memerlukan ini, tetapi kapan terakhir kali mereka mengirimkan produk baru yang hebat? Sudah lama," kata pesan email yang diyakini terkait dengan Tesla, salah satu dari dua yang bocor dan beredar di media sosial.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cuma Bermodal Rp 1,27 Miliar, Tesla Akhirnya Pilih Investasi di Thailand

 Tesla, produsen mobil listrik terbesar di dunia, dikabarkan telah mendaftarkan pendirian kantor di Thailand dengan modal sekitar USD 87.700 atau setara Rp 1,27 miliar.  Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Perdagangan Thailand. 

Dikutip dari Thai Enquire, Selasa (31/5/2022) Departemen Pengembangan Bisnis Kementerian Perdagangan Thailand mengatakan bahwa Tesla (Thailand) Ltd. akan menjual kendaraan listrik (EV) termasuk mobil penumpang, truk pick-up, dan banyak lagi.

Adapun anggota direksi perusahaan termasuk tiga direktur Tesla: David Jon Feinstein, Vaibhav Taneja, dan Yaron Klein.

Namun, produsen mobil listrik tersebuut tampaknya hanya akan menjual kendaraan tanpa memproduksi atau merakit produknya di Thailand. 

Sementara di Indonesia,  Tesla dikabarkan telah menunjukkan minat dalam investasi baterai dan pabrik EV di kompleks industri di provinsi Jawa Tengah, lapor Jakarta Globe.

Indonesia adalah pemasok nikel terbesar di dunia, bahan baku utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

Masuknya Tesla ke Thailand selaras dengan kebijakan pemerintah negara itu yang mendorong penggunaan kendaraan listrik untuk mendukung transisi ke netralitas karbon.

Pada Maret 2022, pemerintah Thailand menyetujui 3 miliar baht dari anggaran fiskal tahun 2022 untuk mendanai insentif pada kendaraan listrik, termasuk subsidi harga eceran dan pembebasan cukai.

Selain itu, Thailand juga telah mengembangkan rencana dalam 10 tahun untuk industri otomotif untuk beralih dari mobil yang menggunakan bahan bakar fosil ke kendaraan listrik.

Rencana tersebut bertujuan agar kendaraan listrik dapat menyumbang setengah dari total produksi mobil di Thailand pada tahun 2023.

3 dari 3 halaman

Kata Menko Luhut Soal Investasi Tesla ke Indonesia: Butuh Waktu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, perusahaan milik Elon Musk memastikan akan melakukan investasi di Indonesia. Namun untuk mewujudkan hal tersebut memerlukan waktu waktu dan proses yang panjang.

Untuk diketahui, meskipun sudah bertemu langsung dengan Elon Musk, sampai saat ini belum ada kesepakatan resmi yang dicapai antara Indonesia dengan pihak Tesla, Inc.

“Masuknya investasi dari suatu perusahaan itu tidak semudah menjentikkan jari, ini butuh proses dan waktu yang tidak sebentar. Apalagi ini investasi dengan nilai jumbo. Jadi kita harus sabar, supaya nantinya bisa benar-benar membawa manfaat besar bagi masyarakat dan negara seperti yang kita semua harapkan,” ungkap Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan resmi, Senin (23/05/2022).

Kemenko Marves telah menjalin komunikasi yang sangat baik sejak dua tahun belakangan baik dengan Elon Musk dan juga Tesla. Pendiri SpaceX tersebut, menurutnya, sangat tertarik untuk melakukan investasi terhadap industri nikel di Indonesia yang dinilai sangat menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan ekosistem kendaraan listrik.

Sejak pertemuan delegasi Indonesia di pabrik perakitan kendaraan listrik Tesla di Austin, Texas, pada 26 April lalu, lanjut Menko Luhut, pihak Kemenko Marves dan tim dari Tesla yang ditunjuk oleh Elon terus melakukan negosiasi secara intensif untuk merumuskan berbagai hal terkait detail formula investasi yang akan dipakai. Namun demikian, keputusan akhir mengenai investasi akan berada di tangan perusahaan.

“Tim dari Tesla bergerak sangat cepat. Mereka sudah datang ke Indonesia awal bulan ini, mengunjungi beberapa pabrik pengolahan nikel, dan kita juga merespon dengan tidak kalah cepat untuk menunjukkan keseriusan dan support kita. Tapi yang harus diingat, ini masih dalam tahap negosiasi, jadi sekali lagi, semua harus bersabar,” lanjut Luhut Binsar Pandjaitan.

Sementara itu, dalam kunjungan ke pabrik SpaceX di Boca Chica, Texas beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo yang didampingi Menko Luhut juga telah menyampaikan bahwa pembicaraan antara Indonesia dengan Elon Musk akan meliputi bahasan mengenai investasi, teknologi dan inovasi.

Dari pertemuan tersebut, Presiden Jokowi mengundang orang terkaya di dunia itu datang ke Indonesia pada bulan November nanti untuk menghadiri forum The Business 20 atau B20 yang merupakan outreach group dari G20 yang mewakili komunitas bisnis internasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.