Sukses

Berhasil Sehatkan Bank Mualamat, PT PPA Raih 2 Penghargaan Internasional

IFN menyatakan bahwa skema penyelesaian aset berkualitas rendah dengan aset produktif yang digunakan PT PPA merupakan kunci dalam upaya penguatan di Bank Muamalat.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PT PPA meraih dua penghargaan internasional dari Islamic Finance News (IFN) Awards Deals of the Year 2021. Kedua penghargaan yang diraih PT PPA tersebut adalah IFN Restructuring Deal of The Year 2021 dan IFN Indonesia Deal of The Year 2021.

Kedua penghargaan ini merupakan pengakuan publik internasional atas skema inovatif asset swap dalam pengelolaan aset berkualitas rendah di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) senilai Rp 10 triliun.

Penghargaan The 16th IFN Awards Ceremonies diselenggarakan di Conrad Dubai Hotel pada Kamis 26 Mei 2022. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari sekitar 70 institusi global.

Adapun kategori IFN Deals of the Year yang diraih PPA merupakan penghargaan kepada perusahaan yang memiliki transaksi paling inovatif dan berdampak signifikan yang dinilai dan diputuskan secara independen oleh IFN Awards Advisory Board.

Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, penghargaan dari IFN Awards memberikan motivasi bagi PT PPA sebagai satu-satunya National Asset Management Company (NAMCO) di Indonesia untuk menjadi mitra terpercaya dalam pengelolaan asset berkualitas rendah (non-performing loan) perbankan.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada IFN Awards Advisory Board yang telah menempatkan PPA sebagai yang terbaik di antara kandidat terbaik lainnya dari Mesir dan Malaysia.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (27/5/2022).

IFN menyatakan bahwa skema penyelesaian aset berkualitas rendah dengan aset produktif (asset swap) yang digunakan PPA merupakan kunci dalam upaya turnaround dan penguatan di Bank Muamalat.

Pendekatan inventif ini diharapkan dapat memfasilitasi penyelesaian NPL bagi industri perbankan di Indonesia secara luas.

Tidak hanya di Indonesia, solusi tersebut juga dinilai dapat membantu negara-negara berkembang lainnya yang menghadapi permasalahan yang sama.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Restrukturisasi Selesai 2021

Sebagai informasi, pada tahun 2021, PPA sukses menuntaskan pengelolaan aset berkualitas rendah Bank Muamalat Indonesia senilai Rp 10 triliun. Dengan adanya akuisisi aset berkualitas rendah oleh PPA, bank syariah pertama di Indonesia tersebut kembali menjadi bank yang sehat (good bank), sehingga siap untuk dikembangkan.

Dalam transaksi tersebut, PPA juga membantu Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dalam proses menjadi pemegang saham mayoritas yang merupakan bagian dari penguatan struktur permodalan Bank Muamalat. Saat ini, BPKH menjadi pemegang mayoritas saham Bank Muamalat dengan kepemilikan 82,65 persen.

Yadi menjelaskan, PPA menggunakan skema asset swap berdasarkan uji tuntas yang menyeluruh dan manajemen risiko yang terukur bekerja sama dengan sejumlah konsultan independen. PPA juga bekerja sama dengan Aparat Penegak Hukum (APH) untuk mendapatkan pemulihan yang optimal.

“Pengelolaan NPL Perbankan PPA diharapkan dapat menjadi solusi untuk membantu kinerja perbankan serta menghadirkan pilihan asset class baru bagi para investor,” tutup Yadi.

3 dari 4 halaman

PT PPA Tuntaskan Pengelolaan Aset Berkualitas Rendah Bank Muamalat

Sebelumnya, PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PT PPA telah menyelesaikan pengelolaan aset berkualitas rendah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Skema penyelesaian aset berkualitas rendah ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi industri perbankan.

Direktur Utama PT PPA Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, kerja sama Pengelolaan Aset dan Penguatan Struktur Permodalan Bank Muamalat adalah tonggak sejarah bagi PT PPA dalam mendukung industri perbankan syariah Indonesia.

PT PPA berharap skema penyelesaian aset berkualitas rendah dengan aset produktif (asset swap) dapat diimplementasikan di industri perbankan Indonesia.

“Terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung terlaksananya rangkaian transaksi ini. Pengelolaan aset berkualitas rendah Bank Muamalat merupakan bagian dari komitmen kami untuk menjalankan pilar bisnis Pengelolaan NPL Perbankan yang merupakan bagian dari 3 Pilar Bisnis PT PPA dalam rangka menjadi National Asset Management Company (NAMCO),” kata Yadi dalam keterangan tertulis, Kamis (18/11/2021).

Pengelolaan aset berkualitas rendah Bank Muamalat ini adalah tindak lanjut dari penandatanganan Master Restructuring Agreement (MRA) yang seremoninya dilaksanakan di Kementerian BUMN pada tanggal 15 September 2021. Acara ini disaksikan oleh perwakilan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kejaksaan, OJK, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

“Rangkaian transaksi selanjutnya diharapkan dapat menghasilkan asset recovery yang maksimal, sehingga dapat membantu bank syariah pertama di Indonesia ini bertumbuh dengan model bisnis yang lebih baik lagi sebagai salah satu lokomotif industri perbankan syariah dan memajukan pelayanan ibadah haji di Indonesia,” kata Yadi.

 

4 dari 4 halaman

Penguatan Sistem Perbankan

Yadi menambahkan, pilar bisnis pengelolaan aset berkualitas rendah atau non-performing loan (NPL) perbankan adalah salah satu komitmen PT PPA untuk berkontribusi dalam penguatan sistem perbankan di Indonesia.

Dalam melakukan pengelolaan NPL, PT PPA menggunakan sejumlah skema restrukturisasi berdasarkan uji tuntas yang seksama dengan manajemen risiko yang terukur.

“Pengelolaan NPL Perbankan PT PPA diharapkan dapat menjadi solusi dan membuka peluang yang luas untuk bersinergi dengan industri perbankan, baik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) maupun swasta, sehingga dapat memberikan nilai dan kebermanfaatan bagi penguatan sistem perbankan Indonesia,” tutup Yadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.