Sukses

Harga Komoditas Global Meroket, BI Jamin Inflasi Aman Terkendali

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut inflasi masih tetap terkendali dan mendukung stabilitas perekonomian.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut inflasi masih tetap terkendali dan mendukung stabilitas perekonomian. Ia mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2022 mencatat inflasi sebesar 0,95 persen month to month.

Sementara, secara inflasi tahunan, Perry mengungkap IHK pada April 2022 tercatat 3,47 persen year on year. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,64 persen yoy.

“Seiring dengan peningkatan harga komoditas global, mobilitas masyarakat dan pola musiman hari besar keagamaan nasional,” kata dia dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI – Mei 2022, Selasa (24/5/2022).

“Inflasi tetap terjaga di tengah permintaan domestik yang meningkat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi,” imbuhnya.

Perry menambahkan, inflasi kelompok harga pangan yang bergejolak mengalami peningkatan. Terutama dipengaruhi oleh kenaikan inflasi minyak goreng seiring penyesuaian harga eceran tertinggi.

“Inflasi kelompok harga-harga yang diatur pemerintah dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara, bensin, dan bahan bakar rumah tangga,” katanya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tekanan Inflasi Masih Berlanjut

Kedepannya, Perry memprediksi tekanan inflasi masih terus berlanjut sejalan dengan meningkatnya harga komoditas global. Ia memastikan BI telah mewaspadai dampaknya terhadap peningkatan ekspektasi inflasi dan menempuh langkah-langkah stabilitas yang diperlukan. Tujuannya untuk memastikan terkendalinya stabilitas inflasi kedepan.

“Dalam hal ini Bank Indonesia mengapresiasi langkah dan kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam kebijakan fiskal yang menaikkan subsidi, sehingga harga komoditas global tak berdampak pada harga-harga di dalam negeri,” terangnya.

Ia meyakinkan BI akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah melalui koordinasi moneter fiskal. Maupun penguatan tim pengendali inflasi di pusat maupun di daerah.

“Dengan langkah-langkah Bank Indonesia dan koordinasi erat dengan pemerintah, inflasi IHK tahun ini dan tahun depan diperkirakan bisa terkendali dengan kisaran sasaran 3 plus-minus 1 persen,” tegasnya.

 

3 dari 4 halaman

Nilai Tukar Rupiah

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan nilai tukar rupiah terdepresiasi atau melemah 1,2 persen dibandingkan tingkat akhir April 2022 lalu. ia mengungkap itu disebabkan oleh aliran modal asing keluar.

Keluarnya aliran modal asing itu akibat dari ketidakpastiannya pasar keuangan global. Ia juga mengungkap terdepresiasinya nilai tukar rupiah ini sejalan dengan mata uang regional lainnya.

“Nilai tukar rupiah terdepresiasi sejalan dengan mata uang regional lainnya dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Nilai tukar rupiah pada 23 mei 2022 terdepresiasi 1,2 persen dibanding dengan akhir April 2022,” katanya dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Selasa (24/5/2022).

Depresiasi tersebut disebabkan oleh aliran modal asing keluar seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah terjaganya pasokan valas domestik. Khususnya,kata dia, dari korporasi dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian indoneisa.

“Dengan perkembangan ini, nilai tukar rupiah sampai 23 Mei 2022 terdepresiasi sekitar 2,87 persen year-to-date dibandingkan dengan tingkat akhir 2021,” kata dia.

Kendati demikian, Perry menyebut tingkat depresiasi ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan yang terjadi di beberapa negara tetangga. Contohnya, India yang mengalami depresiasi sebesar 4,11 persen, Malaysia 5,1 persen, dan Korea Selatan 5,97 persen.

 

4 dari 4 halaman

Tetap Terjaga

Lebih lanjut, Perry memprediksi kedepannya stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga. Ini didukung oleh kondisi fundamental ekonomi indonesia yang tetap terjaga.

“Tercermin dari rendahnya defisit transaksi berjalan, memadainya pasokan valas dari korporasi yang terus berlanjut serta komitmen dari Bank Indonesia,” ujarnya.

“Dalam hal ini Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi Indoneisa,” terangnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.