Sukses

BI: Surplus Neraca Perdagangan RI Bantu Perkuat Ekonomi

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia April 2022 kembali mencatat surplus, yakni USD 7,56 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia April 2022 kembali mencatat surplus, yakni USD 7,56 miliar. Surplus tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang mencapai USD 4,54 miliar.

Bank Indonesia (BI) memandang surplus neraca perdagangan telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

"Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020," tulis Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Rabu (18/5/2022).

Surplus neraca perdagangan April 2022 bersumber dari kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas. Pada April 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas mencapai USD 9,94 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar USD 6,62 miliar.

Perkembangan positif tersebut didukung oleh meningkatnya ekspor nonmigas dari USD 25,09 miliar pada Maret 2022 menjadi USD 25,89 miliar pada April 2022.

Peningkatan ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam yang membaik, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara, bijih logam, serta besi dan baja didukung oleh harga global yang masih tinggi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Negara Tujuan Ekspor

Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan permintaan yang tetap kuat. Adapun impor nonmigas masih kuat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat dari USD 2,09 miliar pada Maret 2022 MENJADI USD 2,38 miliar pada April 2022. Hal ini sejalan dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dari ekspor migas.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.

 

3 dari 4 halaman

Mantap! Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 2 Tahun Berturut-turut

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami surplus berturut-turut selama 2 tahun terakhir. Per April 2022, NPI mencetak surplus sebesar USD 7,56 miliar.

"Jadi (neraca perdagangan) surplus kita cukup tinggi dan ini beruntun selama 24 bulan (2 tahun)," kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (17/5).

Margo menjelaskan surplus NPI bulan April 2022 terbesar disumbang sektor non migas. Antara lain dari lemak dan minyak hewan atau nabati, kemudian disusul bahan bakar mineral.

Adapun negara penyumpang surplus terbesar yakni Amerika Serikat (AS), India dan Filipina. NPI Indonesia dengan AS mengalami surplus sebesar USD 1,6 miliar. Komoditas penyumbang utamanya dari pakaian dan aksesorisnya, atau rajutan dan alas kaki.

Surplus Indonesia dengan India tercatat sebesar USD 1,5 miliar. Adapun komoditas penyumbangnya yakni bahan bakar mineral serta lemak dan minyak hewan/nabati.

Sementara surplus Indonesia dengan Filipina sebesar USD 977,9 juta. Penyumbangnya, bahan bakar mineral serta kendaraan dan bagiannya.

 

4 dari 4 halaman

Defisit Neraca Perdagangan Indonesia

Di sisi lain, Indonesia juga mengalami defisit neraca perdagangan dengan negara mitra dagang. Tiga defisit terbesar yakni dengan Argentina, Australia dan Thailand.

Defisit Indonesia dengan Argentina sebesar USD 320,2 juta yang disebabkan impor serealia serta ampas dan sisa industri makanan. Dengan Australia, Indonesia mengalami defisit sebesar USD 283,5 juta yang disebabkan impor bahan bakar mineral dan serealia.

Sementara itu dengan Thailand, Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan sebesar USD 217,9 juta. Penyebabnya, impor plastik dan barang dari plastik serta gula dan kembang gula.

Sehingga, kata Margo, secara kumulatif perdagangan Indonesia pada periode Januari-April 2022 mengalami surplus sebesar USD 16,89 miliar. Menurutnya capaian ini menjadi yang paling terbaik dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

"Kalau kita lihat tren surplus ini adalah surpluis kita yang terbaik pada periode 2017-2022," kata dia mengakhiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.