Sukses

3 Alasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di kuartal I 2022 Bisa Capai 5,01 Persen

Sesuai data BPS dicatat jika baseline perhitungan adalah kuartal IV 2021, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 justru terkontraksi 0,96 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita menyebutkan, ada 3 hal yang menjadi penyebab utama pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2022 bisa sentuh angka 5,01 persen secara year on year.

Rony menjelaskan, sesuai data BPS dicatat jika baseline perhitungan adalah kuartal IV 2021, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 justru terkontraksi 0,96 persen. Sebagaimana perkiraan, kontraksi terbesar terjadi pada jasa layanan kesehatan dan konsumsi pemerintah yang tercatat lebih dari 50 persen.

Hal ini sangat bisa dipahami. Awal tahun ini memperlihatkan pengendoran penegakan protokol kesehatan di satu sisi, yang berarti penurunan penggunaan jasa layanan kesehatan, dan adanya momen konsumsi tinggi di akhir kuartal pertama, yakni di bulan April, mengingat jadwal Lebaran jatuh di tanggal 2 Mei atau awal kuartal kedua 2022.

“Jadi, pertumbuhan kuartal I tahun ini secara kuartalan sebenarnya mengalami kontraksi, tapi secara year on year mengalami kenaikan 5,01 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu,” kata Rony kepada Liputan6.com, Selasa (10/5/2022).

Penyebab utamanya, yang pertama, pelonggaran protokol kesehatan yang membuat masyarakat kembali mulai bekerja di sektor-sektor utama penyerap tenaga kerja seperti pertanian, transportasi, dan perdagangan.

Kedua, ada momen konsumsi lebaran yang terjadi di akhir kuartal pertama.

Ketiga, tingkat inflasi, baik pada harga komoditas pokok seperti minyak goreng maupun harga komoditas ekspor andalan Indonesia yang mengerek naik kontribusi ekspor impor nasional pada pertumbuhan ekonomi.

Memang pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I tahun 2022 sebesar 5,01 persen mengalami pertumbuhan, dibanding kuartal I tahun 2021 lalu. Dimana, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 3,69 persen.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Secara Sektoral

Secara sektoral, pertumbuhan tinggi dialami bidang-bidang yang banyak menyerap tenaga kerja, seperti sektor pertanian, transportasi, dan perdagangan, yang menandakan bahwa masyarakat sudah mulai beraktifitas kembali secara normal sehingga ekonomi mulai bergerak lagi.

Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa terjadi penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi di kuartal ini, sebagaimana dikatakan oleh kepala BPS kemarin.

Selain itu, ekspor juga mengalami kenaikan tajam. Penyebabnya tentu saja kenaikan tajam harga-harga komoditas ekspor utama Indonesia di pasar internasional, terutama harga CPO, batubara, dan nikel, yang memang sangat menanjak sejak awal tahun.

“Walhasil, konsumsi untuk sektor transportasi dan perdagangan terkerek cukup tinggi. Tak lupa juga, kenaikan konsumsi tersebut juga didorong oleh inflasi yang cukup tinggi untuk barang kebutuhan pokok, terutama minyak goreng, yang menyedot sebagian pendapatan (disposable income) rumah tangga,” pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Baik dari China hingga Uni Eropa

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2022 sebesar 5,01 persen. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan capaian tersebut dinilai stabil dengan kuartal IV-2021 yang tumbuh di level 5,02 persen.

"Pertumbuhan ekonomi kita di kuartal I ini stabil dan hampir sama dengan kuartal IV-2021 sebesar 5,01 persen," kata Menko Airlangga di Istana Presiden, Jakarta Pusat, Senin (9/5/2022).

Tak hanya itu, Airlangga juga mengklaim pertumbuhan ekonomi nasional jauh lebih baik dibandingkan negara-negara dunia. Pada kuartal perdana ini, ekonomi China tumbuh 4,8 persen, Singapura 3,4 persen.

Kemudian Korea Selatan 3,07 persen, Amerika Serikat 4,29 persen dan Jerman 4,0 persen. Pencapaian Indonesia hanya kalah dari Vietnam yang tumbuh 5,03 persen.

"Kita hanya dibawah Vietnam yang tumbuhnya 5,03 persen," kata dia.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi global, tahun ini diperkirakan akan tumbuh pada rentang 3,6 persen sampai 4,5 persen. Meski begitu, beberapa lembaga dunia seperti OECD, World Bank dan IMF memperkirakan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2022 bisa tumbuh di rentang 5 persen - 5,4 persen.

"Jadi Indonesia ini pertumbuhannya di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global," kata dia mengakhiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.