Sukses

Terkuak, Pemerintah Sempat Panik soal Varian Omicron

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengaku sempat khawatir tren pemulihan ekonomi nasional akan terganggu akibat penyebaran kasus omicron di bulan Februari lalu.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal I-2022 sebesar 5,01 persen. Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengaku sempat khawatir tren pemulihan ekonomi nasional akan terganggu akibat penyebaran kasus omicron di bulan Februari lalu.

Namun, percepatan vaksinasi yang digencarkan dinilai berhasil meminimalisir dampaknya terhadap risiko perekonomian.

“Penyebaran varian Omicron yang memuncak dengan kasus harian mencapai 64.000 di bulan Februari, sempat dikhawatirkan akan menjadi kendala bagi kinerja pemulihan ekonomi nasional," kata Febrio dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (9/5).

Di sisi lain, terjaganya tren pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2022 ini tidak terlepas dari peningkatan harga komoditas dunia. Termasuk eskalasinya akibat konflik Rusia-Ukraina, juga masih relatif terbatas. Berbagai peristiwa tersebut kata Febrio menjadi bahan pembelajaran pemerintah dalam menjaga perekonomian sepanjang tahun ini.

"Kinerja kuartal ini menjadi bekal penting untuk perekonomian Indonesia yang lebih kuat di tahun 2022 secara keseluruhan dan ke depan”, kata dia.

Dari sisi daya beli masyarakat kinerjanya dinilai terus membaik. Hal ini ditandai dengan semakin kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan kondisi ketenagakerjaan nasional.

Pada Triwulan I-2022, konsumsi rumah tangga mampu tumbuh 4,34 persen (yoy). Jika dibandingkan dengan Triwulan IV-2021 (qtq), konsumsi masyarakat yang merupakan kontributor terbesar PDB nasional masih mencatatkan pertumbuhan positif. Tren ini sejalan dengan relatif tingginya mobilitas masyarakat di sepanjang Triwulan I dibandingkan dengan Triwulan I-2021.

"Ini mencerminkan pemulihan konsumsi yang terus berlanjut," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lapangan Kerja Baru

Selain itu, peningkatan lapangan kerja baru juga berperan vital dalam mengakselerasi pemulihan daya beli masyarakat. Tingkat pengangguran nasional turun dari 6,26 persen pada Februari 2021 menjadi 5,83 persen pada Februari 2022.

Meningkatnya kepercayaan pelaku usaha dan perbaikan ekonomi yang berkesinambungan juga turut mendorong aktivitas investasi, khususnya oleh sektor swasta. Pengembangan proyek konstruksi yang semakin baik ditandai oleh perbaikan konsumsi semen yang tumbuh 4,7 persen (yoy) di sepanjang triwulan I.

Peningkatan aktivitas ekonomi juga mendorong investasi mesin dan kendaraan komersial. Kondisi ini sejalan dengan indikator impor bahan baku dan barang modal serta pembelian mobil niaga yang tumbuh dengan stabil di periode ini. Optimisme dunia usaha yang membaik mampu mendorong pertumbuhan Penanaman Modal Domestik Tetap Bruto (PMTDB) sebesar 4,09 persen pada triwulan I-2022.

Dari sisi kinerja ekspor kembali mencatatkan pertumbuhan tinggi, sementara ekspansi produksi turut mendorong pertumbuhan impor. Peningkatan permintaan atas komoditas dan produk manufaktur unggulan nasional masih terus terjadi, terutama di tengah disrupsi pasokan global dan konflik Rusia-Ukraina.

Pengembangan teknologi hijau yang semakin popular juga mendorong permintaan ekspor olahan besi dan baja, termasuk nikel. Sementara, peningkatan kunjungan turis mancanegara menyumbang pertumbuhan ekspor jasa. Kondisi ini mendorong pertumbuhan ekspor sebesar 16,22 persen (yoy).

 

3 dari 3 halaman

Impor

Di sisi lain, seiring dengan kebutuhan ekspansi produksi, impor tumbuh tinggi sebesar 15,03 persen. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan impor nominal bahan baku (33,4 persen) dan barang modal (30,7 persen) selama triwulan I.

Pada sisi produksi, persistensi ekspansi juga ditunjukkan oleh sektor manufaktur dan perdagangan. Pemulihan konsumsi domestik maupun peningkatan permintaan ekspor menopang keberlanjutan pemulihan kedua kontributor utama sektor perekonomian ini.

Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 5,07 perseb dan sektor perdagangan tumbuh 5,71 persen (yoy) pada triwulan I. Selain itu, dorongan kebijakan pemerintah melalui program PEN turut mendorong kinerja sektor ini, diantaranya melalui perpanjangan insentif PPnBM-DTP kendaraan bermotor yang mendorong produksi dan perdagangan mobil di Triwulan I.

Lebih tingginya tingkat pertumbuhan manufaktur dibanding pertumbuhan PDB, menandakan semakin baiknya peran sektor tersebut dalam mengawal pemulihan ekonomi nasional. Termasuk terus meningkatnya sektor formal bernilai tambah tinggi di masa depan.

Dari sisi pertumbuhan aktivitas investasi juga turut mendorong pemulihan sektor konstruksi. Sektor Konstruksi tumbuh 4,83 persen (yoy), sejalan dengan percepatan penyelesaian proyek strategis nasional dan proyek prioritas. Selain itu upaya pemerintah melalui kebijakan PEN dalam meningkatkan lapangan kerja melalui program padat karya juga memperkuat tren pertumbuhan sektor ini di daerah.

Sementara itu, aktivitas pengerjaan proyek konstruksi oleh swasta juga semakin membaik. Kebijakan pemerintah untuk kembali memperpanjang insentif PPN DTP Sektor Perumahan turut mendorong permintaan sektor perumahan. Pengembangan hilirisasi manufaktur juga menstimulasi pembangunan pabrik-pabrik baru di kawasan industri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.