Sukses

Angka Pengangguran Masih Tinggi Meski Ekonomi Pulih

BPS merilis kondisi ketenagakerjaan pada Februari 2022. Kepala BPS Margo Yuwono menyebut kondisi itu belum kembali pada kondisi normal.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) merilis kondisi ketenagakerjaan pada Februari 2022. Kepala BPS Margo Yuwono menyebut kondisi itu belum kembali pada kondisi normal.

Artinya, tingkat pengangguran masih terdampak oleh covid-19. Di sisi lain, Margo menyebut tingkat ekonomi Indonesia mulai mendekati posisi pra-pandemi di 2019 lalu.

Ia mencatat, dibanding kuartal I 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2022 tumbuh 5,01 persen. Sedangkan, ekonomi terkontraksi 0,96 persen jika dibanding kuartal IV 2021.

"Ekonomi sudah pulih, tapi kondisi ketenagakerjaan belum sepenuhnya pulih meskipun sudah ada perbaikan (kondisi ekonomi)," kata Margo dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik, Senin (9/5/2022).

Mengutip materi paparannya, jumlah pengangguran per Februari 2022 sebanyak 8,40 juta orang. Angka ini diketahui menurun sebesar 350 ribu orang.

Namun, angka ini lebih tinggi dibandingkan periode 2019 sebanyak 6,93 juta orang. Pada Februari 2021 19,10 juta orang usia kerja terdampak covid-19 dan tersisa 11,53 juta orang.

"Kondisi tenaga kerja kita sampai Februari 2022 dari levelnya itu bisa dikatakan belum sepenuhnya pulih dari kondisi sebelum covid-19," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kondisi Ekonomi

Sementara itu kondisi ekonomi, menurut Margo nikai PDB atas dasar harga berlaku di Q1 2022 tercatat sebesar Rp 4.513 triliun. Sedangkan nilai PDB atas dasar harga konstan di Q1 2022 sebesar Rp 2.819 triliun.

"Kalau dilihat sebagai sumber pertumbuhannya itu berasal dari industri pengolahan, ini andil 1,06 persen tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainya," kata Margo.

"Memang kondisinya agak berbeda, pada Q1 2021, mobiltias penduduk terbatas dan ekonomi terkontraksi dan kondisinya berbeda," imbuhnya.

 

3 dari 4 halaman

Laju Inflasi

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi untuk April 2022. Dalam survei BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 108,95 pada Maret menjadi 109,98 pada April. Dengan kata lain terjadi inflasi di Maret 2022 sebesar 0,95 persen.

"Pada April ini terjadi inflasi 0,95 persen (mtm). Kalau kita tarik mundur ke belakang Ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Januari 2017 di mana saat itu terjadi inflasi sebesar 0,97 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono, dalam konferensi pers Rilis Berita Resmi Statistik, Senin (9/5/2022).

Sedikit berbeda dengan bulan sebelumnya, penyumbang inflasi pada April ini utamanya berasal dari komoditas minyak goreng, bahan bakar bensin, hingga daging ayam ras yang menyumbang cukup besar.

“Penyumbang inflasi utama pada bulan april ini berasal dari komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara serta ikan segar,” katanya.

 

 

4 dari 4 halaman

Daftar Kota

Dengan terjadinya inflasi pada April ini, maka angka inflasi tahun kalender April 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 2,15 persen. Sementara itu, inflasi tahun ke tahun (yoy) April 2022 terhadap April 2021 sebesar 3,47 persen.

“Kalau ditarik kebelangan ini angka tertinggi sejak Agustus 2019, dimana saat itu paa Agustus 2019 terjadi inflasi 3,49 persen,” terangnya.

Lebih lanjut Margo meyampaikan dari 90 kota yang dipantau BPS, seluruhnya mengalami inflasi. Dengan daerah Tanjung Pandan mengalami inflasi paling tinggi dengan 2,58 persen. Sementara Gunungsitoli mengalami inflasi paling rendah dengan 0,22 persen.

Besarnya Inflasi di Tanjung Pandan, bersumber dari ikan kerisi yang memberikan andil di inflasi sebesar 0,37 persen. Kemudian Diikuti minyak goreng memberikan andil inflasi 0,36 persen dan ikan ekor kuning andil inflasi 0,20 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.