Sukses

Masih Terdampak The Fed, Rupiah Melemah ke 14.520 per Dolar AS

Pada awal pekan ini rupiah akan bergerak di kisaran 14.450 per dolar AS hingga 14.500 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan Senin pagi ini. Pelemahan nilai tukar rupiah dibayangi sentimen kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

Pada Senin (9/5/2022), rupiah bergerak melemah 40 poin atau 0,27 persen ke posisi 14.520 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.480 per dolar AS.

"Pergerakan rupiah masih cenderung stabil walaupun mendapat tekanan dari dolar AS yang sedang kuat menyusul kenaikan nilai suku bunga oleh The Fed," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama dikutip dari Antara. 

Indeks dolar AS naik untuk minggu kelima berturut-turut minggu lalu dan menyentuh level tertinggi hampir 20 tahun setelah The Fed menaikkan suku bunga acuannya 50 basis poin pada pekan lalu.

Sementara itu, data pekerjaan AS yang solid memperkuat spekulasi bank sentral akan melakukan kenaikan besar lebih lanjut.

"Faktor penggeraknya sejauh ini masih dari luar, seperti kenaikan suku bunga AS dan penguatan dolar AS," ujar Revandra.

Kendati demikian, rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 dan data inflasi April 2022 yang akan dirilis hari ini juga diperkirakan bisa mempengaruhi pergerakan rupiah.

"Situasi bisa berubah ketika laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal I 2022 dan laporan inflasi Indonesia April dirilis," kata Revandra.

Revandra memperkirakan pada awal pekan ini rupiah akan bergerak di kisaran 14.450 per dolar AS hingga 14.500 per dolar AS.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pelemahan Rupiah Tak Sedalam Ringgit, Rupee, dan Peso

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui bahwa nilai tukar rupiah melemah karena tekanan dari sentimen global. Namun jika dibandingkan dengan beberapa mata uang lainnya, pelemahan rupiah masih kecil.

Perry mencatat, nilai tukar rupiah terDepresiasi sekitar 0,42 persen sampai dengan 16 Maret 2022 dibandingkan dengan level akhir 2021. Angka ini relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya. Seperti ringgi Malaysia 0,76 persen (ytd), rupee India 2,53 persen (ytd), dan peso Filipina 2,56 persen (ytd).

"Dan alhamdulillah nilai tukar cukup baik yang depresiasi jauh lebih kecil dari negara lain," ujarnya dalam acara konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta pada Rabu 13 April 2022.

 

3 dari 3 halaman

Kekuatan Ekonomi

Terjaganya nilai tukar rupiah ini didorong oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik dan terjaganya pasokan valas domestikm

Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik.

Untuk itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi, melalui langkah-langkah mendorong efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.