Sukses

Sederet Catatan Mudik Lebaran 2022

Kegiatan mudik Lebaran 2022 via jalur darat kali ini terlalu concern untuk perjalanan via jalan tol.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menilai kegiatan mudik Lebaran 2022 via jalur darat kali ini terlalu concern untuk perjalanan via jalan tol.

Padahal, pemerintah bisa mengalihkan pemudik untuk menggunakan jalan non-tol. Adapun kebijakan lalu lintas yang diterapkan di jalan tol seperti one way dan contraflow turut berimbas pada kepadatan di jalur arteri arah sebaliknya.

"Untuk skenario lalu lintas, memang ada yang dirugikan. Mungkin nanti bisa dievaluasi, karena tahun ini fokus informasi di jalan tol. Padahal di jalan non-tol itu juga masih cukup lenggang, bisa digunakan untuk mudik," ujar Djoko kepada Liputan6.com, Rabu (6/3/2022).

Menurut dia, kemacetan jalanan memang jadi hal yang lumrah terjadi setiap kegiatan mudik di periode normal. "Karena kalau dibandingkan sebelum ada jalan tol menuju Jawa Tengah, rata-rata (waktu tempuh) di atas 30 jam," imbuhnya.

Merujuk studi Kemenko Perekonomian pada 2008, Djoko menyebut, diperlukan sekitar 8 lajur untuk mengurai kemacetan di jalur arteri. Lantaran pada saat itu perjalanan mudik ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur belum difasilitasi jalan tol.

"Setelah ada jalan tol, mudik ini rata-rata (waktu tempuhnya) sudah banyak berkurang. Contohnya dari Bandung ke Sragen, (dulu) sekitar 12 jam. Kalau sekarang 7-8 jam," ungkapnya.

"Secara umum, rata-rata pemangkasan (waktu tempuh) adanya jalan tol atau tidak itu sekitar 50 persen," pungkas Djoko.

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Puncak Arus Balik Mudik Diprediksi 6-8 Mei, Polri Imbau Masyarakat Pulang Lebih Awal

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol. Firman Shantyabudi mengimbau warga yang mudik agar kembali ke Jakarta lebih awal untuk menghindari kepadatan lalu lintas.

"Karena tanggal 6, 7 dan 8 itu nanti akan terjadi puncak arus balik yang cukup tinggi," katanya di Jakarta, Selasa (3/5).

Dia memperkirakan puncak arus balik usai liburan Idulfitri akan terjadi pada 6-8 Mei 2022 sehingga volume kendaraan bakal tinggi.

Firman menuturkan warga yang kembali ke ke Ibu Kota sebelum 6 Mei akan lebih nyaman di dalam perjalanan daripada harus terjebak macet karena terkonsentrasi pulang pada hari yang sama.

"Kalau memang waktu cutinya cukup, bisa pulang setelah tanggal 9. Sekali lagi untuk kenyamanan kita semua," ujarnya seperti dilansir dari Antara.

Namun, dia memastikan kesiapan untuk menghadapi arus balik Lebaran 2022 dan meminta masyarakat mengikuti kebijakan dan aturan Korlantas Polri.

Firman menambahkan Korlantas Polri bersama pemangku kepentingan lain membuat kebijakan rekayasa lalu lintas selama arus mudik dan balik Lebaran 2022, guna menangani kepadatan arus kendaraan.

"Apa yang kami kerjakan ini untuk membantu semua pihak," tutupnya.

3 dari 4 halaman

Rekayasa lalu lintas tetap diberlakukan

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap rekayasa lalu lintas kembali dilakukan pada arus balik Lebaran 2022. Ini perlu dilakukan untuk mengurai kepadatan lalu lintas pasca mudik.

Menhub Budi memandang, penerapan ganjil-genap, one way, hingga pembatasan truk di jalan tol berhasil mengurai kepadatan di jalan tol. Dengan begitu, dia berharap hal yang sama terjadi pada arus balik.

Dia menjelaskan, dengan rekayasa lalu lintas one way, perjalanan dari arah barat menuju ke timur hingga ke Semarang dapat dilalui dengan cukup lancar. "Keberhasilan rekayasa lalin pada arus mudik, diharapkan juga dapat terjadi pada arus balik," tutur Menhub Budi mengutip keterangan resmi, Senin (2/5).

 

4 dari 4 halaman

Kepadatan

Menhub mengakui memang ada kepadatan lalu lintas yang sempat terjadi di hari puncak mudik di Jalur tol Jakarta menuju Cikampek ke arah timur.

"Memang sempat ada masalah saat menerapkan contra flow dan one way pertama kali. Namun selanjutnya bisa diatasi dengan baik," jelas Menhub Budi.

Menhub mengungkapkan, keberhasilan mengatasi kepadatan lalu lintas ini berkat koordinasi yang dilakukan oleh Kepolisian, Jasa Marga, Kemenhub, dan unsur terkait lainnya. “Kami mempersiapkannya jauh-jauh hari dengan melakukan simulasi-simulasi,” ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.