Sukses

Menakar Peluang Erick Thohir di Pemilu 2024

Erick Thohir menjadi calon nonparpol yang memiliki elektabilitas tertinggi bersama Ridwan Kamil.

Liputan6.com, Jakarta Erick Thohir diklaim menjadi calon nonparpol yang memiliki elektabilitas tertinggi bersama Ridwal Kamil. Hasil survei Indikator Politik menunjukkan elektabilitas Erick dan belum ada tandingannya dalam klaster calon nonparpol.

Survei terbaru Indikator Politik menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas tertinggi, diikuti Prabowo, Aniews Baswedan, Ridwan Kamil, dan AHY. Sedangkan Sandi Uno dan Erick Thohir sama-sama bersaing ketat di peringkat enam besar.

Direktur Eksekutif Indikator Politik menilai, Erick Thohir menjadi anomali dari daftar enam besar capres dengan elektabilitas tertinggi. Pasalnya Erick bukanlah berlatar partai politik.

Sebaliknya, figur Anies dan Ridwan Kamil meski belum menjadi anggota aktif parpol, namun memiliki rekam jejak maju sebagai gubernur dengan kendaraan parpol. Sementara Erick relatif calon yang murni nonparpol.

"Menariknya, nama-nama yang muncul ini (dengan elektabilitas tertinggi) adaah nama orang partai. Nama-nama nonpartai yang muncul salah satunya adalah Ridwan Kamil dan Erick Thohir. Nama Ridwan Kamil wajar karena dia kepala daerah provinsi besar, sementara Erick Thohir dengan posisi menteri memiliki elektabilitas tinggi dari kalangan nonpartai," kata Burhanudin dalam keterangan persnya Selasa (26/4/2022

Erick bahkan mengungguli sejumlah nama ketua umum partai besar, seperti Airlangga Hartarto (Golkar) dan Ahmad Syaikhu (PKS). Selain itu tren elektabilitas Erick juga menunjukkan kenaikan yang tertinggi.

Tren elektabilitas Erick naik 100 persen jika dibandingkan hasil survei Indikator pada awal Februari 2022. Pada Februari elektabilitas Erick berada di kisaran 1,3 persen. Kini angka elektabilitasnya telah menyentuh 2,4 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Survei Indikator: Kepuasan Publik terhadap Jokowi Turun dalam 2 Bulan Terakhir

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait tren kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Hasilnya, kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi menurun drastis dalam dua bulan terakhir.

"Kepuasan terhadap kinerja presiden menurun tajam dalam dua bulan terakhir," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dikutip dari rilisnya, Selasa (26/4/2022).

Berdasarkan hasil survei, sebanyak 10,2 persen responden mengaku sangat puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Sementara itu, 49,7 persen responden menjawab cukup puas, 30,5 persen kurang puas, 8,1 persen tidak puas sama sekali, dan 1,5 persen tidak menjawab.

"Mayoritas merasa puas dengan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi), 59,9 persen. Cukup banyak yang cenderung tidak puas, 38,6 persen," jelas Burhanuddin.

Adapun alasan paling utama responden tidak puas dengan kinerja Jokowi yakni, karena harga-harga kebutuhan pokok meningkat.

Kemudian, kurang berpihak kepada rakyat kecil, pemberian bantuan tidak merata atau tidak tepat sasaran, lapangan pekerjaan/pengangguran, ketidak adilan penegakan hukum, kemiskinan tidak berkurang, hingga ingin menunda pemilu dan menambah masa jabatan menjadi tiga periode.

"Puas terutama karena pemberian bantuan dan pembangunan infrastruktur. Sementara tidak puas terutama karena harga kebutuhan pokok meningkat," kata dia.

Jika dibandingkan pada survei dua bulan sebelumnya, tren kepuasan kinerja Jokowi kali ini memang menurun tajam. Pada Maret 2022, kepuasan kinerja Jokowi mencapai 64,6 persen dan Februari 2022 di angka 71,7 persen.

3 dari 3 halaman

Metode Survei

Sebagai informasi, survei nasional ini dilakukan pada 14 sampai 19 April 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka langsung oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak yakni sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spotcheck). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.