Sukses

Dukungan Konsisten Telkom Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

Telkom sempat menyelenggarakan program konservasi terumbu karang di kawasan Pulau Badul, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang dengan melibatkan nelayan serta komunitas alam setempat.

Liputan6.com, Jakarta Konsetrasi gas karbondioksida meningkat karena terjadinya perubahan iklim yang menyebabkan efek gas rumah kaca. Hal ini tentu berdampak terhadap perubahan lingkungan yang terus terjadi hingga saat ini, termasuk di Indonesia. 

Berkaitan dengan hal tersebut, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) ikut memberikan kontribusi terbaik, melalui berbagai program pelestarian lingkungan guna membangun kembali ekosistem yang seimbang dan mengurangi dampak perubahan iklim. 

Sebagai motor penggerak percepatan digitalisasi Indonesia, Telkom menginisiasi digitalisasi di  bidang lingkungan melalui program reboisasi dan konservasi hutan binaan berbasis digital  dengan penggunaan Geographic Information System (GIS) sebagai sistem monitoring tumbuh  kembang pohon. Inisiatif restorasi dan konservasi berbasis digital ini diawali di dua titik lokasi  yaitu Taman Buru Masigit Kareumbi dan Karangtengah di Kabupaten Garut.  

GIS mampu meningkatkan data inventarisasi hutan, memudahkan proses perbaikan kondisi  hutan, merencanakan perbaikan dalam jangka pendek secara memadai, memperbaiki pertumbuhan hutan, pendataan jumlah dan jenis pohon serta pelaporan tumbuh kembang hasil  reboisasi secara berkala.  

Selain itu, Telkom menyelenggarakan program konservasi terumbu karang di kawasan Pulau Badul, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang dengan melibatkan nelayan serta komunitas  alam setempat.

Program ini merupakan penyelenggaraan yang kedua kalinya, di mana Telkom mendukung perluasan wilayah konservasi terumbu karang dengan menyediakan sekitar 500 rak laba-laba sebagai media tanam.

Melalui program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam  melindungi ekosistem terumbu karang yang merupakan komponen penting dalam pelestarian ekosistem laut, serta bagi kelangsungan dan pertumbuhan ekosistem pesisir. 

 

Pada Maret 2022, Telkom juga menggelar aksi penanaman 20.000 bibit mangrove di Semarang Mangrove Center (SMC) Mangunharjo. Acara yang mengusung tagline Cegah Abrasi Selamatkan Generasi dilaksanakan dalam rangka membangun perisai di daerah pesisir dari ancaman abrasi sekaligus sebagai bagian dari program Sustainable Development Goals (SDGs) dari Telkom bagi masyarakat sekitar.

Manager Community Development Center (CDC) Divisi Telkom Regional IV Jateng-DIY Siwi Widiarto mengatakan, kegiatan penghijauan di pesisir ini selaras dengan program unggulan Telkom.

"Telkom selalu berupaya untuk hadir secara langsung di tengah masyarakat, salah satunya melalui program pencegahan abrasi ini, yang diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi efek rumah kaca  guna mendukung penanggulangan perubahan iklim yang efektif," ujar Siwi. 

Secara khusus Senior General Manager Community Development Center (SGM-CDC), Hery  Susanto menyampaikan bahwa gerakan tersebut merupakan respon simultan Telkom terhadap dampak perubahan iklim yang berakibat pada ekosistem pesisir dan laut, termasuk di dalamnya adalah mangrove dan terumbu karang.

"Diharapkan melalui program ini, Telkom dapat  berkontribusi secara aktif dalam mendukung penanggulangan perubahan iklim," katanya. 

Lebih lanjut Hery menyampaikan, terumbu karang memiliki fungsi penting sebagai sumber pangan, tempat pemijahan, pengasuhan, dan mencari makan bagi biota laut. Selain itu terumbu karang juga menurutnya berfungsi sebagai sumber plasma nutfah serta tempat rekreasi dan pelindung pantai.  

Sedangkan hutan mangrove memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup yaitu sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai, dengan kata lain tumbuhan mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis  pantai dan mengenai reboisasi.

"Sehingga reboisasi menjadi langkah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan area hijau kembali. Reboisasi juga bukan sekadar solusi untuk memperbaiki  keadaan hutan, tapi juga menjadi solusi untuk mengatasi perubahan iklim di dunia," jelas Hery. 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.