Sukses

Rupiah Loyo Jelang Akhir Pekan Imbas Isyarat Kenaikan Suku Bunga AS

Pada Jumat (22/4/2022), kurs rupiah bergerak melemah 16 poin atau 0,11 persen ke posisi 14.360 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.344 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan Jumat pagi. Pelemahan rupiah dipicu isyarat kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell.

Dikutip dari Antara, Jumat (22/4/2022), kurs rupiah bergerak melemah 16 poin atau 0,11 persen ke posisi 14.360 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.344 per dolar AS.

"Menjelang akhir pekan, saya melihat rupiah masih cenderung stabil walaupun sempat ada pelemahan nilai," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama.

Menurut Revandra, faktor pendorong pergerakan rupiah yaitu penguatan indeks dolar AS menyusul sentimen kenaikan suku bunga yang akan dilakukan oleh The Fed untuk menekan inflasi.

Powell mengisyaratkan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan kebijakan bulan depan, termasuk kenaikan suku bunga berturut-turut tahun ini.

Powell mengatakan kenaikan suku bunga tersebut akan dilakukan ketika The Fed bertemu pada 3-4 Mei 2022 untuk menyetujui yang berikutnya dalam apa yang diperkirakan menjadi serangkaian kenaikan suku bunga tahun ini.

"Walaupun begitu fundamental ekonomi Indonesia cukup baik sehingga rupiah mampu bertahan dari tekanan mata uang dolar," ujar Revandra.

Pada Rabu (20/4) lalu, rupiah ditutup menguat 13 poin atau 0,09 persen ke posisi 14.344 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.357 per dolar AS.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia hingga Bath Thailand

Bank Indonesia (BI) mengklaim stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung, meski sedikit mengalami pelemahan atau terDepresiasi.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah lebih baik ketimbang sejumlah negara berkembang di kawasan Asia Tenggara. Tercatat Rupiah terdepresiasi sekitar 0,70 persen sampai dengan 18 April 2022 dibandingkan akhir tahun 2021.

"Ini relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Thailand 0,77 persen, Malaysia 2,10 persen, dan Filipina 2,45 persen," ungkapnya dalam video konferensi Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI - April 2022, Selasa (19/4).

Perry menyampaikan, stabilnya pergerakan nilai tukar Rupiah selama bulan April 2022 ditopang oleh tiga faktor utama. Antara lain berlanjutnya pasokan valas domestik, aliran masuk modal asing, dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung.

Ke depan, stabilitas nilai tukar Rupiah diprakirakan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik. Terutama dipengaruhi oleh lebih rendahnya defisit transaksi berjalan.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Rupiah Bergerak Stabil

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa diproyeksikan bergerak relatif stabil jelang pengumuman hasil rapat Bank Indonesia.

Rupiah bergerak menguat tipis satu poin atau 0,01 persen ke posisi 14.355 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.356 per dolar AS.

"Untuk pergerakan rupiah hari ini masih ada kemungkinan menguat tipis cenderung stabil. Mengingat neraca perdagangan Indonesia pada kuartal I 2022 dilaporkan surplus," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama seperti dikutip dari Antara, Selasa (19/4/2022).

Pada awal pekan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD 4,53 miliar pada Maret 2022 dengan nilai ekspor USD 26,50 miliar dan impor USD 21,97 miliar, serta merupakan surplus neraca perdagangan selama 23 bulan secara beruntun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.