Sukses

Kementan Yakin Desa Korporasi Sapi Mampu Tingkatkan Populasi dan Produksi Dalam Negeri

Desa Korporasi Sapi merupakan program yang didesain dengan adanya transformasi kelembagaan yang awalnya berbasis kelompok menjadi kelembagaan korporasi yang tersentra dalam satu kawasan.

Liputan6.com, Penajam Paser Utara Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah mendampingi kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Desa Korporasi Sapi Jasa Babulu Brahman Jaya di Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (19/4). Kunjungan itu terkait dengan berjalannya program Desa Korporasi Sapi yang dinilai mampu meningkatkan populasi dan produksi sapi di dalam negeri. 

Program Desa Korporasi Sapi (DKS) merupakan pengembangan kawasan peternakan berbasis korporasi peternak yang dicetuskan oleh Kementerian Pertanian mulai 2020 dengan lima lokasi, yaitu: NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Lampung dan Jawa Timur.

Pada 2021 dikembangkan di sembilan kawasan, yaitu kawasan sapi potong di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh, Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, Kabupaten Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan, Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Kabupaten Kediri Jawa Timur, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, dan Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah.

"Program ini merupakan salah satu bentuk komitmen Kementan untuk meningkatkan populasi dan produksi sapi di dalam negeri," ungkap Nasrullah.

Dia menyebutkan bahwa Desa Korporasi Sapi merupakan program yang didesain dengan adanya transformasi kelembagaan yang awalnya berbasis kelompok menjadi kelembagaan korporasi yang tersentra dalam satu kawasan, berskala ekonomi dan terintegrasi hulu hingga hilir, serta berorientasi profit untuk meningkatkan kesejahretaan peternak di dalamnya.

"Dengan pola terintegrasi hulu-hilir, serta sistem kelembagaan yang kuat di peternak, kita berharap pasokan daging sapi di dalam negeri akan meningkat melalui usaha peternakan berbasis korporasi ini," ujar Nasrullah menambahkan.

Lebih lanjut Nasrullah menjelaskan, kondisi perkembangan Desa Korporasi Sapi (DKS) di Pejaman Paser Utara Kalimantan Timur saat ini sudah berkembang sangat baik.

"Jumlah peternak yang tergabung dalam lima kelompok ini ada sebanyak 194 orang anggota dan telah tergabung dalam wadah korporasi yaitu Koperasi Jasa Babulu Brahman Jaya sejak tanggal 4 Januari 2022," ungkap Nasrullah.

Dia juga mengatakan, perkembangan populasi sapi indukan dari semula 500 ekor, saat ini telah beranak 22 ekor dan bunting 69 ekor. Demikian pula untuk perkembangan ternak bakalan, saat ini peternak juga sudah melakukan penjualan 138 ekor dari sapi yang mereka gemukkan.

"Sebagian ternak yang telah dijual telah dilakukan pembelian/replacement 36 ekor dan sisanya masih dalam proses pencarian ternak pengganti," imbuhnya.

Nasrullah berharap, program ini dapat diterapkan ke seluruh Indonesia sesuai potensi daerah. Pasalnya, program ini bisa membantu mencapai target penambahan populasi ternak dan mencukupi pemenuhan protein hewani bagi seluruh masyarakat Indonesia.

"Dari hasil pemantauan kami saat ini, beberapa Desa Korporasi sapi yang kita kembangkan telah mampu memasok sapi siap potong untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramahan dan Idul Fitri tahun ini. Hal ini tentunya sudah sesuai dengan harapan kita, semoga di tahun mendatang program ini dapat direplikasi ke seluruh Indonesia," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pakan, Nur Saptahidayat menyampaikan, untuk pakan ternak, para anggota korporasi telah memiliki lahan untuk penanaman Tanaman Pakan Ternak di masing-masing kelompok. Disamping itu korporasi juga tengah proses penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT. Sumber Bunga Sawit Lestari (SBSL) untuk mengakses bungkil inti sawit 1 (satu) ton per pengambilan untuk pakan ternak.

"Kelompok ini juga terus kita dorong untuk memanfaatkan kotoran ternak agar diolah menjadi biogas dan pupuk organik, baik pupuk cair maupun kompos karena sarana prasarananya sudah kita fasilitasi," jelasnya. 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini