Sukses

Hindari! 5 Kesalahan Kecil yang Bikin Toko Online Sepi Pembeli

Dengan persaingan yang semakin ketat dimana 4,8 juta UMKM dan ratusan brand besar telah bergabung di e-commerce, maka dibutuhkan strategi yang tepat untuk bisa menonjol dan mencuri hati pembeli.

Liputan6.com, Jakarta Sudah mempunyai toko online di platform e-commerce tapi masih sepi pengunjung. Atau mungkin pengunjung mulai banyak tapi transaksi check-out belum seberapa.

Mungkin, tanpa disadari, ada kesalahan-kesalahan kecil yang berpengaruh pada performa toko online. Faktanya, untuk bisa mengoptimalkan penjualan online, tidak cukup hanya dengan membuka toko dan mengunggah produk saja.

Dengan persaingan yang semakin ketat dimana 4,8 juta UMKM dan ratusan brand besar telah bergabung di e-commerce, maka dibutuhkan persiapan dan strategi yang tepat untuk bisa menonjol dan mencuri hati pembeli.  

Simak di sini 5 kesalahan umum yang bisa membuat toko online sepi, dan bagaimana cara mengatasinya: 

1. Deskripsi atau Foto Produk Tidak Lengkap

 Pembeli masa kini menginginkan informasi yang instan, lengkap, dan bermutu, sebelum mengambil keputusan beli/tidak. Karena itu, deskripsi dan foto produk di toko online-mu harus bisa membujuk para pengunjung untuk melakukan check-out. Selain informasi teknis seperti ukuran, warna, bahan, dan sebagainya, kamu juga bisa menambahkan promosi lain seperti keunggulan produk dibandingkan pesaing.  

Tidak kalah penting, kamu juga harus menggunakan foto dengan resolusi tinggi, dan foto produk ketika digunakan. Pasalnya, kadang pengunjung tertarik membeli produk, namun mereka tidak tahu cara penggunaannya. Dengan menambahkan unsur human dalam foto, hal ini bisa menambah ketertarikan calon pembeli.  

2. Harga yang Kurang Bersaing

 Salah satu keunggulan utama dari belanja online adalah pembeli bisa melakukan sortir dan perbandingan harga barang dengan mudah. Bahkan, riset dari Katadata Insight Center pada tahun 2020 menyimpulkan bahwa 3 dari 4 pembeli berbelanja online untuk mendapatkan harga terbaik.

Karena itu, penentuan harga untuk produk jualanmu harus dihitung dengan tepat, dengan melakukan riset pasar. Terkecuali kamu penjual satu-satunya, lebih baik rajin-rajin bandingkan dengan kompetitor perihal harga. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3. Respon lambat

Seiring dengan semakin tingginya kebiasaan belanja online, pembeli masa kini menginginkan proses yang serba-cepat. Misalnya saja, selama pandemi, 80 persenpembeli memilih layanan pengiriman instan atau same-day delivery, dan bahkan 61 persen diantaranya memilih layanan dalam waktu 1-3 jam.

Ini artinya, sebagai pemilik toko online, kamu pun harus merespon cepat dalam menjawab pertanyaan pembeli dan memproses pesanan mereka. Jika respon terlalu lambat, performa toko online-mu otomatis ikut menurun dan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan pembeli untuk bertransaksi.  

4. Tidak Pernah Memberikan Promo atau Mengikuti Campaign

 Masih berdasarkan riset Katadata, sebanyak 58,9 persen pembeli mengaku bahwa promo/diskon menjadi faktor utama mereka dalam melakukan belanja online. Karena itu, sebagai pemilik toko online, jangan hanya sekedar berdiam diri dan menunggu transaksi masuk.

Kamu harus pandai menjemput bola dan berinvestasi agar tokomu semakin banyak dikenal. Caranya bisa dengan membuat voucher diskon, memasang iklan di e-commerce, atau dengan mengikuti berbagai campaign yang sering diadakan oleh e-commerce.  

 

3 dari 3 halaman

5. Rating jelek

Rating atau ulasan yang diberikan dari pembeli ataupun dari e-commerce akan sangat menentukan reputasi toko dan posisi tokomu di mesin pencarian. Sebanyak 47,3 persen pembeli mempertimbangkan rating sebagai faktor utama dalam belanja online. Untuk membuat rating toko maksimal, kamu harus memberikan layanan pelanggan yang baik dan ramah.

Jika ada rating negatif, jadikan hal tersebut sebagai bahan evaluasi agar tidak terjadi kembali. Selain itu, di awal pendirian toko, kamu juga bisa mengajak keluarga atau teman-teman terdekat untuk membeli dan meninggalkan ulasan yang positif agar bisa meningkatkan kepercayaan calon pembeli.

Walaupun terlihat sulit, sebenarnya manajemen toko online bisa dibuat gampang asalkan kamu sudah mengetahui tips dan triknya. Untuk membantumu belajar lebih mendalam, kini pionir platform pendidikan Zenius menyediakan kursus pelatihan manajemen toko online di ZenPro, yang dapat diakses secara gratis dengan menggunakan Program Kartu Prakerja.  

Berfokus membahas manajemen toko online di tiga platform ternama, yakni Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak, di kursus ini kamu akan belajar tentang cara mengoptimalisasi penjualan, memanfaatkan fitur-fitur e-commerce, menganalisa data penjualan, hingga memasang iklan dengan efektif.  

“Sesuai dengan misi Zenius, yaitu menjadikan semua orang sebagai pembelajar seumur hidup (lifelong learners), kami percaya bahwa kita semua bisa belajar tentang apapun, kapanpun kita mau. Terlebih dengan terbukanya akses informasi sekarang, kami ingin membuka kesempatan lebih luas agar para pemilik toko online bisa meningkatkan penjualan dengan efektif. Hal ini kami rangkum dalam materi pelatihan ZenPro yang ringan, detil, dan mudah dimengerti, agar setiap orang bisa mempraktekannya,” ungkap AVP Marketing Lifelong (ZenPro) Ary Mozta.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.