Sukses

Mentan Lepas Puluhan Petani Muda Magang ke Jepang

Keseriusan Kementerian Pertanian dalam mencetak regenerasi petani diwujudkan dalam sejumlah program, salah satunya yaitu Magang Bagi Pemuda Tani ke Jepang.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian terus mengupayakan lahirnya para petani muda. Keseriusan dalam mencetak regenerasi petani diwujudkan dalam sejumlah program, salah satunya yaitu Magang Bagi Pemuda Tani ke Jepang.

Sebanyak 53 orang Pemuda Tani dari 19 Provinsi di Indonesia diberangkatkan di tahun 2022 ini.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan, pada tahun ini, masyarakat dunia secara global mulai bangkit dari pandemi Covid-19 yang ditandai dengan dibukanya pintu-pintu kedatangan internasional di banyak negara.

"Kita melihat potensi perluasan pasar produk pertanian kita secara lokal dan global," kata Mentan Syahrul, saat melepas puluhan petani muda magang ke Jepang di Bogor, Selasa (19/4/2022).

Ia menjelaskan pertanian bertanggungjawab menjaga kecukupan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia di masa sekarang dan masa depan dan diharapkan juga bisa memberikan kontribusi bagi pangan dunia secara positif.

Dalam dua tahun terakhir, sektor pertanian menunjukkan kinerja yang baik, bahkan selama pandemi Covid-19. Nilai ekspor pertanian Indonesia antara tahun 2019 dan 2020 meningkat dari Rp.390,16 triliun menjadi Rp.451,77 triliun atau naik 15,79 persen. Selanjutnya, tahun 2021 naik 38,68 persen ataumencapai 625,04 triliun.

"Menghadapi kondisi yang dinamis dengan ketidakpastian harga dan pasokan pangan dunia, dibutuhkan kemauan yang kuat dengan tidak hanya mengandalkan anggaran. Dalam hal ini perlu diterapkan mind setting agenda dan agenda intelektual," papar Mentan.

Sebanyak 53 petani milenial yang dilepas untuk magang ke Jepang berasal dari 19 provinsi, atas perekrutan tahun 2020 sebanyak 31 orang dan perekrutan tahun 2022 sebanyak 22 orang. Sedangkan tahun 2021 tidak dilakukan karena masa pandemi Covid-19.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tingkatkan Kapasitas Pemuda Tani

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan menjelaskan, sejak tahun 1984, Kementerian Pertanian telah melaksanakan peningkatan kapasitas pemuda tani di bidang pertanian melalui program pelatihan dan magang ke Jepang. Hingga saat ini telah ada 1.384 peserta yang dikirimkan.

Program ini merupakan kerjasama antara Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dengan Accepting Organization (AO) yang terdiri dari Japan Agricultural Exchange Council (JAEC), Niigata Agricultural Exchange Council (NAEC) International Agricultural Exchange Association (IAEA) Gunma, dan Ibaraki Chuo Engei (ICE).

"Tujuan program ini untuk peningkatan kapasitas pemuda tani dibidang pertanian melalui program pelatihan dan magang di sektor on farm mulai dari budidaya hingga pascapanen, dalam hal ini (pengemasan) pada komoditas hortikultura, tanaman pangan dan peternakan," ungkap Dedi.

Dedi berharap melalui program magang Jepang akan memberikan kesempatan kepada peserta magang untuk mendapatkan keterampilan secara langsung.

 

3 dari 3 halaman

Petani Muda

Selain itu, menumbuhkan nuansa kerja yang kondusif guna mendorong terciptanya inovasi, sehingga sekembalinya ke tanah air dapat menjadi wirausahawan ataupun petani-petani muda yang handal dengan menerapkan teknologi tinggi sebagaimana yang telah dilakukan oleh senior yang sebelumnya telah mengikuti magang di Jepang.

Menurutnya, setelah kembali dari Jepang, mereka juga nantinya akan mendapat pembinaan dan percepatan perkembangan usaha agribisnis alumni-alumni pelatihan luar negeri.

Peserta yang telah mengikuti magang di Jepsng nantinya harus menjadi petani muda andalan di daerahnya dengan menggunakan teknologi yang sudah diberikan serta dapat menghasilkan produk berorientasi ekspor atau pelaku ekspor itu sendiri.

"Mereka yang pulang harus menjadi pionir, role model petani, dan agripreneur yang sukses. Untuk itu, para peserta wajib belajar tidak hanya secara teknis, tetapi juga mental untuk menjadi pengusaha yang tangguh," tegas Dedi. (Achmad Sudarno)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.