Sukses

Rupiah Menguat di Tengah Ketidakpastian Global Meningkat

Rupiah ditutup menguat pada perdagangan Selasa (19/4/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan Selasa (19/4/2022) Rupiah ditutup menguat 10 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 20 poin di level Rp 14.340. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di posisi 14.355.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Rupiah berpotensi menguat pada perdagangan Rabu, 20 April 2022.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 14.330 hingga Rp 14.360,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa (19/4/2022). 

Secara internal, hal tersebut dipengaruhi oleh Bank Indonesia (BI) yang masih mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5 persen atau di level terendahnya. 

Dalam Rapat Dewan Gubernur BI April 2022, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini sejalan dengan perlunya BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah terkendalinya inflasi.

Selain menahan suku bunga acuan, bank sentral juga menahan suku bunga deposit facility sebesar di level 2,75 persen dan suku bunga lending facility di level 4,25 persen.

Perry juga akan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut lewat berbagai langkah. 

Meskipun ketidakpastian global meningkat akibat perang Rusia-Ukraina, tetapi fundamental ekonomi Indonesia sangat baik dan itu tercermin dari rilis data neraca perdagangan yang surplus, cadangan devisa yang terus meningkat, serta money supply.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indonesia mencetak surplus neraca perdagangan sebesar USD 4,53 miliar atau sekitar Rp 64.9 triliun pada Maret 2022. Surplus tersebut adalah ketiga terbesar sepanjang sejarah setelah Oktober 2021 (USD 5,73 miliar) dan Agustus 2021 (USD 4,75 miliar).

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dolar AS Menguat

Tak hanya Rupiah yang menguat, dolar AS  juga naik ke level tertinggi  dalam dua tahun terakhir di perdagangan Selasa. 

Hal itu sejalan dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi, karena investor menilai perang di Eropa, peningkatan inflasi dan risiko resesi AS, serta menantikan kenaikan suku bunga  50 basis poin dari Federal Reserve.

Kemungkinan embargo de facto Uni Eropa terhadap gas Rusia dan ancaman beberapa pembatasan minyak mentah dalam paket sanksi Eropa berikutnya telah mendukung kedua komoditas tersebut. Itu menambah harga bahan baku yang sudah tinggi, memicu terjadinya resesi.

Selain itu, pasar berjangka suku bunga AS telah memperkirakan peluang 96 persen pengetatan 50 basis poin pada pertemuan kebijakan Fed bulan depan, dan sekitar 215 basis poin dalam kenaikan suku bunga kumulatif pada 2022, sementara imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun turun dari tertinggi baru-baru ini.

3 dari 4 halaman

Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengklaim stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung, meski sedikit mengalami pelemahan atau terDepresiasi.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah lebih baik ketimbang sejumlah negara berkembang di kawasan Asia Tenggara. Tercatat Rupiah terdepresiasi sekitar 0,70 persen sampai dengan 18 April 2022 dibandingkan akhir tahun 2021.

"Ini relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Thailand 0,77 persen, Malaysia 2,10 persen, dan Filipina 2,45 persen," ungkapnya dalam video konferensi Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI - April 2022, Selasa, 19 April 2022.

Perry menyampaikan, stabilnya pergerakan nilai tukar Rupiah selama April 2022 ditopang oleh tiga faktor utama. Antara lain berlanjutnya pasokan valas domestik, aliran masuk modal asing, dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung.

Ke depan, stabilitas nilai tukar Rupiah diprakirakan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik. Terutama dipengaruhi oleh lebih rendahnya defisit transaksi berjalan.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi," tandasnya.

 

4 dari 4 halaman

Rupiah Bergerak Stabil

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa diproyeksikan bergerak relatif stabil jelang pengumuman hasil rapat Bank Indonesia.

Rupiah bergerak menguat tipis satu poin atau 0,01 persen ke posisi 14.355 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.356 per dolar AS.

"Untuk pergerakan rupiah hari ini masih ada kemungkinan menguat tipis cenderung stabil. Mengingat neraca perdagangan Indonesia pada kuartal I 2022 dilaporkan surplus," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama seperti dikutip dari Antara, Selasa, 19 April 2022.

Pada awal pekan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD 4,53 miliar pada Maret 2022 dengan nilai ekspor USD 26,50 miliar dan impor USD 21,97 miliar, serta merupakan surplus neraca perdagangan selama 23 bulan secara beruntun.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.