Sukses

Ternyata CEO Hasilkan Duit Rata-rata 254 Kali Lebih Banyak dari Pekerja

Pada 2021, kompensasi CEO rata-rata mencapai USD 20 juta, meningkat 31 persen dari tahun sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta Kesenjangan gaji antara CEO dan pekerja kian melebar. Ini karena eksekutif puncak yang gajinya terpotong selama pandemi bisa memulihkan pendapatan yang hilang pada tahun lalu.

Menurut Equilar 100, CEO menghasilkan 254 kali lebih banyak dari rata-rata pekerja pada tahun 2021, naik 7 persen dari tahun sebelumnya.

Ini menawarkan gambaran awal kompensasi CEO di antara perusahaan terbesar berdasarkan pendapatan 2021.

Melansir laman CNBC, Selasa (19/4/2022), pada 2021, kompensasi CEO rata-rata mencapai USD 20 juta, meningkat 31 persen dari tahun sebelumnya.

Ini karena lonjakan besar dalam penghargaan saham dan bonus tunai berdasarkan kinerja pasar dan produktivitas perusahaan.

Lawrence Mishel, Rekan di Economic Policy Institute menyebutkan, pembayaran CEO terdiri dari upah, serta bonus yang sangat menguntungkan, insentif jangka panjang dan, yang paling penting, opsi saham, yang terdiri dari sekitar 85 persen dari kompensasi CEO.

Sebagai perbandingan, gaji CEO turun hanya 1,6 persen antara 2019 dan 2020 karena pemotongan pandemi, dari USD 15,7 juta menjadi USD 15,5 juta.

Kompensasi pekerja rata-rata di perusahaan Equilar 100 naik dari USD 68.935 pada tahun 2020 menjadi USD 71.869 pada 2021, meningkat sekitar 4 persen.

Equilar mengatakan lonjakan ini sebagian disebabkan perusahaan yang menawarkan bonus dan pembayaran tunai lainnya dalam pemulihan ekonomi pandemi yang melihat peningkatan permintaan konsumen dan pasokan pekerja yang diperketat.

"Kesenjangan yang melebar menunjukkan manfaat dari keuntungan perusahaan tetap berada di puncak sementara pekerja, banyak dari mereka berada di garis depan krisis, belum menuai hasilnya,” kata Sarah Anderson, Pakar Kompensasi Eksekutif di lembaga think tank progresif Institute for Studi Kebijakan kepada CNBC.

“Mereka benar-benar melepaskan diri pada tahun 2021 dan fokus untuk membuat eksekutif mereka bahagia dan tidak terlalu khawatir tentang apa yang terjadi di sisi pekerja,” katanya.

“Dalam jangka panjang, dan bahkan dalam jangka pendek, itu tidak akan baik untuk keuntungan.”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Naik 1.322 Persen

Economic Policy Institute memperkirakan gaji CEO telah meningkat sebesar 1.322 persen sejak 1978, dibandingkan dengan kenaikan 18% untuk pekerja biasa selama periode waktu ini.

Mishel menuturkan jika gaji pekerja biasa tidak meningkat secepat gaji CEO karena sejumlah alasan. Pengangguran yang tinggi, globalisasi, erosi serikat pekerja, standar tenaga kerja yang rendah.

Kemudian peningkatan klausul non-persaingan dan outsourcing domestik, seperti beralih ke tenaga kerja dari para pekerja lepas.

Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS, Gaji pekerja meningkat sekitar 5 persen pada tahun lalu, menjadi USD 31,58 per jam.

Tetapi pertumbuhan upah tampaknya melambat sementara biaya harian terus meningkat — indeks harga konsumen naik menjadi 8,5 persen di bulan Maret.

Sementara itu, pada akhir tahun 2021 perusahaan mengatakan mereka menyisihkan 3,9 persen dari anggaran gaji mereka untuk kenaikan gaji, menurut survei Conference Board November yang mewakili lebih dari 10.000 pekerja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.