Sukses

Sederet Kesiapan Kemenhub Sambut Mudik Lebaran 2022

Kementerian Perhubungan mempersiapkan sejumlah angkutan transportasi untuk melayani mudik lebaran tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan mempersiapkan sejumlah angkutan transportasi untuk melayani mudik lebaran tahun ini. Sebanyak 85,5 juta penduduk diperkirakan akan mudik melalui berbagai alat transportasi.

"Tahun ini harus diantisipasi ada 85,5 juta orang melakukan mudik melalui berbagai transportasi. Angka ini naik 40 persen justru lebih banyak dibanding pandemi," kata Juru Bicara Menteri Perhubungan Adita Irawati, Jakarta, Senin (18/4/2022).

Adita mengatakan, pihaknya terus memastikan berbagai transportasi siap melayani masyarakat. Tidak hanya itu, penerapan sejumlah syarat kesehatan untuk perjalanan terus dimaksimalkan agar dapat menekan penyebaran Covid-19.

"Kita harus memastikan moda dan transportasinya siap melayani. Di masa pandemi ada dua aspek yang menjadi perhatian, yaitu aspek kesehatan dan keselamatan. Kami terus melakukan pengecekan langsung kepada operator terkait dan memastikan modanya layak beroperasi," katanya.

Sementara itu, Kemenhub juga berupaya memastikan awak transportasi dalam kondisi prima dan sehat saat melayani masyarakat. Sehingga nantinya perjalanan mudik bisa berjalan dengan baik dan selamat.

"Awaknya harus sehat memastikan penumpang diangkut dengan selamat. Kita pastikan ada cadangan alat transportasi jangan sampai masyarakat tak terangkut," kata Adita.

Adita mengimbau masyarakat mengurangi keinginan untuk mudik menggunakan roda dua. Sebab, alat transportasi tersebut cukup beresiko dan kondisi cuaca saat ini juga kurang mendukung bepergian jauh menggunakan roda dua.

"Mudik menggunakan roda dua, kalau bisa dikurangi, belum resiko di perjalanan, belum resiko cuaca saat ini. Kita ada mudik gratis, bisa dimanfaatkan. Dari yang sudah kami lihat di lapangan, operator menyambut ini (mudik) dengan gembira," tandasnya.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tenang, Stok BBM dan LPG Dijamin Cukup untuk Mudik Lebaran 2022

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) sepanjang tahun ini dipastikan aman.

Kestabilan pasokan menjadi prioritas agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi, terlebih saat perayaan Mudik Lebaran Idul Fitri 2022.

"Di bulan Ramadan, menjelang (mudik) Idulfitri, kita menyediakan jumlah yang memadai untuk bisa didistribusikan kepada masyarakat. Cadangan stok dalam kondisi yang cukup ideal," ujar Arifin dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (18/4).

Dia mencatat, stok BBM jenis Solar cukup untuk 21 hari, Pertalite untuk 19 hari, Pertamax 38 hari. Kemudian, Avtur 35 hari dan LPG 14 hari.

"Kami juga meminta kepada masyarakat yang mampu agar bisa menggunakan bahan bakar yang non subsidi, ini akan sangat membantu," terang Arifin.

Namun, Arifin kembali mengingatkan bahwa saat ini harga jual BBM dan LPG bersubsidi, jauh dari harga keekonomian yang tengah melambung tinggi.

Untuk itu masyarakat diimbau untuk menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga alokasi subsidi BBM dan LPG tidak tergerus dan lebih tepat sasaran.

3 dari 3 halaman

BBM Subsidi

Menteri Arifin menjelaskan, penyalahgunaan BBM subsidi akan menambah beban keuangan negara. Masyarakat diminta ikut mengawasi dan melaporkan apabila menemukan penyimpangan-penyimpangan dalam penyaluran dan pemakaian BBM subsidi.

"Jadi kalau harga minyak dunia bertahan di level sekarang, Pemerintah berisiko mengeluarkan dana Rp320 triliun untuk subsidi dan kompensasi BBM dan LPG. Itu belum termasuk listrik, mungkin listrik tidak sebesar itu," terang Arifin.

Jika ditinjau kembali, dalam asumsi APBN saat ini harga minyak mentah Indonesia atau ICP dipatok sebesar USD63 per barel, dan perhitungan alokasi subsidi dan kompensasi BBM dan LPG sekitar Rp130 triliun. "Jadi ada Rp190 triliun yang harus bisa disiapkan kembali," ungkap Arifin.

Untuk mencegah penyalahgunaan BBM bersubsidi, Pertamina tengah memodernisasi sistem monitoring Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). "Kita ingatkan juga ada pasal dalam undang-undang yang akan mengenakan sanksi terhadap penyalahgunaan BBM Subsidi, 6 tahun penjara dan denda Rp60 miliar," pungkas Arifin

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.