Sukses

Orang Terkaya Ukraina Janji Bantu Bangun Kota Mariupol yang Rusak Akibat Perang

Orang terkaya di Ukraina, yakni Rinat Akhmetov mengungkapkan akan membantu membangun kembali kota Mariupol yang rusak akibat perang.

Liputan6.com, Jakarta - Taipan baja sekaligus orang terkaya di Ukraina, yakni Rinat Akhmetov mengungkapkan akan membantu membangun kembali kota Mariupol yang melihat banyak kerusakan karena dilanda perang dengan Rusia. 

Dilansir dari CNN Business, Senin (18/4/2022) kota kota Mariupol sendiri merupakan lokasi di mana Akhmetov menjalankan dua pabrik baja yang dia katakan akan sekali lagi bersaing secara global.

"Mariupol adalah tragedi dan contoh kepahlawanan global. Bagi saya, Mariupol telah dan akan selalu menjadi kota Ukraina," ujar Akhmetov dalam pernyataan tertulis atas pertanyaan dari kantor berita Reuters.

"Saya percaya bahwa tentara pemberani kita akan mempertahankan kota, meskipun saya mengerti betapa sulitnya bagi mereka," katanya. 

Saat ini, perusahaan baja terbesar di Ukraina milik Akhmetov, yaitu Metinvest telah mengumumkan tidak dapat melakukan kontrak pasokan karena perang yang sedang berlangsung.

Akhmetov juga membeberkan, dirinya setiap hari berkomunikasi dengan manajer Metinvest yang menjalankan pabrik Azovstal dan Illich Iron and Steel Works di Mariupol.

Sementara Metinvest telah memenuhi kewajiban utangnya, produsen listrik swasta perusahaan itu, yakni DTEK, mengatakan "telah mengoptimalkan pembayaran utangnya" di kesepakatan dengan kreditur.

"Dan perang tentu bukan saatnya untuk berselisih... Kami akan membangun kembali seluruh Ukraina," jelas Akhmetov.

Miliarder itu juga menyebutkan, ia telah kembali ke Ukraina pada 23 Februari 2022 dan telah berada di sana sejak itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rinat Akhmetov Berambisi Bisnis Bajanya Bersaing di Pasar Global

Akhmetov tidak mengungkapkan lokasi keberadaannya di Ukraina secara spesifik, tetapi dia diketahui sudah berada di Mariupol pada 16 Februari, dimana beberapa badan intelijen barat memperkirakan konflik akan mulai.

"Saya berbicara dengan orang-orang di jalanan, saya bertemu dengan pekerja...," beber Akhmetov.

"Ambisi saya adalah kembali ke Mariupol Ukraina dan menerapkan rencana (produksi baru) kami sehingga baja yang diproduksi Mariupol dapat bersaing di pasar global seperti sebelumnya," pungkasnya.

Akhmetov, telah melihat kerajaan bisnisnya menyusut sejak 2014, ketika Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea dan dua wilayah timur Ukraina - Donetsk dan Luhansk - memproklamasikan kemerdekaan dari Kyiv.

Menurut majalah Forbes, kekayaan bersih Akhmetov pada 2013 mencapai USD 15,4 miliar. Sedangkan saat ini, kekayaan Akhmetov sebesar USD 3,9 miliar.

"Bagi kami, perang pecah pada tahun 2014. Kami kehilangan semua aset kami baik di Krimea dan di wilayah Donbas yang diduduki sementara. Kami kehilangan bisnis kami, tetapi itu membuat kami semakin tangguh dan kuat," ujarnya.

"Saya yakin bahwa, sebagai bisnis swasta terbesar di negara (Ukraina), SCM akan memainkan peran kunci dalam rekonstruksi pasca-perang," katanya, mengutip para pejabat yang mengatakan kerusakan akibat perang telah mencapai USD 1 triliun.

"Saya percaya bahwa kita semua akan membangun kembali Ukraina yang bebas, Eropa, demokratis, dan sukses setelah kemenangan kita dalam perang ini," tambah orang terkaya di Ukraina itu.

3 dari 3 halaman

Kekayaan Miliarder Rusia Susut USD 260 Miliar Gara-gara Perang Ukraina

Total kekayaan miliarder atau orang terkaya dunia telah merosot dari rekor tertinggi tahun lalu, di tengah penurunan pasar saham global sejak pecahnya konflik Rusia-Ukraina. Saat ini, kekayaan gabungan miliarder di seluruh dunia sebesar USD 12,7 triliun.

Dilansir Jumat (8/4/2022), laporan tahunan majalah Forbes tentang orang-orang terkaya di dunia mengungkapkan bahwa jumlah miliarder berkurang 329 orang, menjadikan totalnya kini sebanyak 2.668.

Disebutkan juga bahwa konflik Rusia Ukraina, yang diwarnai dengan serangkaian sanksi ekonomi membuat mengirim pasar saham Rusia dan rubel anjlok. Hal ini juga membuat jumlah miliarder Rusia berkurang.

Kekayaan miliarder Rusia telah menurun lebih dari USD 260 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Forbes mengatakan penurunan jumlah miliarder dunia dari 2.755 menjadi 2.668 adalah penurunan yang terbesar sejak krisis keuangan 2009, meski sempat naik pada 2021 lalu ketika saham global bangkit dari pandemi.

Salah satu penurunan posisi miliarder dialami oleh Mackezie Scott, yang sekarang berada di urutan ke 30 orang terkaya dunia - dari urutan ke-22.  Kekayaan bersih mantan istri Jeff Bezos itu kini tercatat USD 43,6 miliar.

Di sisi lain, Forbes juga mencatat sekitar 236 orang di dunia menjadi miliarder untuk pertama kalinya. 

Para miliarder baru itu termasuk penyanyi ternama Rihanna, sutradara Lord of the Rings Peter Jackson dan pemodal ventura Joshua Kushner.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.