Sukses

Impor Indonesia Naik 32,02 Persen Maret 2022, Terbanyak dari China

BPS mencatat nilai impor Indonesia Maret 2022 mencapai USD 21,97 miliar atau naik 32,02 persen dibanding impor Februari 2022 yang mencapai USD 16,64 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia Maret 2022 mencapai USD 21,97 miliar atau naik 32,02 persen dibanding impor Februari 2022 yang mencapai USD 16,64 miliar.

“Nilai impor pada Maret 2022 ini mencapai USD 21,97 miliar, naik 32,02 persen kalau dibandingkan Februari 2022,” kata Kepala BPS Margo Yuwono  dalam konferensi pers secara virtual, Senin (18/4/2022).

Untuk rinciannya impor migas pada Maret 2022 mencapai USD 3,49 miliar meningkat sebesar 20,33 persen dibanding Februari 2022 yang mencapai USD 2,90 miliar.

Kemudian untuk non migasnya mencapai USD 18,48 miliar atau meningkat 34,50 persen secara month to month dibandingkan Februari 2022 yang hanya sebesar USD 13,74 miliar.

Sementara, jika dibandingkan secara year on year, niai impor Maret 2022 mengalami peningkatan 30,85 persen, dari sebelumnya Maret 2021 sebesar USD 16,79 miliar menjadi USD 21,97 miliar pada Maret 2022.

Kepala BPS, menyebut meningkatnya nilai impor Maret 2022 didorong oleh meningkatnya impor mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya atau HS 85, secara month to month meningkat 28,23 persen.

Diikuti dengan mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) juga meningkat sebesar 18,65 persen, kemudian disusul oleh besi dan baja (HS 72), plastik dan barang dari plastik (HS 39), serta kendaraan dan bagiannya (HS 87).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Struktur Impor

Dilihat dari struktur impor penggunaan barang, yang lebih besar adalah impor bahan baku penolong sebesar USD 17,02 miliar atau tumbuh 32,60 persen secara month to month (mtm).

Selanjutnya, barag modal nilai impornya USD 3,13 miliar atau tumbuh 20,31 persen (mtm), dan nilai impor konsumsi mencapai USD 1,82 miliar yang tumbuh 51,22 persen (mtm).

Lebih lanjut, terdapat 5 negara yang mendorong peningkatan impor, diantaranya Tiongkok, Jepang, Hongkong, Amerika Serikat, dan India. Dimana, pada Maret 2022 ini terjadi penambahan impor dari Tiongkok sebesar USD 672,2 juta.

“Kalau kita lihat komoditasnya dari Tiongkok berupa mesin, perlengkapan dan bagiannya, bahan bakar mineral, kemudian plastik dan barang dari plastik,” ujarnya.

Di bulan Maret juga terjadi penurunan impor dari Austria, berupa komoditas yang turun adalah mesin, perlengkapan elektrik dan bagiannya, instrumen optic, fotografi, sinematografi dan medis. Selanjutnya, impor turun disusul oleh Marshall (kepulauan), Ukraina, Mesir, dan Paraguay. 

3 dari 3 halaman

Pantas Jokowi Marah, Semen Indonesia Impor Kertas dari Rusia Rp 960 Miliar per Tahun

Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk Donny Arsal mengungkapkan bahwa perusahaan melakukan impor kertas yang dijadikan sebagai kantung untuk semen atau kertas kraf dari Rusia. Dengan adanya perang Rusia dengan Ukraina ini maka pasokan kertas ini terganggu.

Donny menjelaskan, Semen Indonesia masih memilik stok kertas kraf yang bisa digunakan sampai dengan September 2022. Dengan adanya gangguan pasokan ini, maka perusahaan tengah mencari sumber dari negara lain.

"Kita juga sedang memproduksi bahan pengganti woven yang sudah diproduksi. Kita coba perbaiki kualitas wovennya sehingga bisa sama dengan kraf sehingga tidak tergantung impor," jelas dia dalam rapat kerja dengan Komisi VII seperti ditulis pada Rabu (13/4/2022).

Nilai impor kertas kraft dari Rusia mencapai Rp 960 miliar per tahun. Donny mengatakan, impor kertas kraft ini sudah dilakukan sejak lama. Sebelumnya sempat ada BUMN bernama PT Kertas Kraft Aceh (Persero) yang memasok, namun sudah dibubarkan.

Menanggapinya, snggota Komisi VII DPR Abdul Kadir Karding mengatakan bahwa tak ada kertas yang bisa menggantikan impor dari Rusia ini sangat memalukan.

"Ini memalukan karena ini bangsa besar. Apapun alasannya masa kertas nggak bisa kita produksi mau bahan baku, mesin, teknologi saya kira tidak pantas lah. Pantas Pak Jokowi marah soal impor-impor ini ternyata memang wajar lah, sangat memalukan," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.