Sukses

Rupiah Ditutup Menguat Sambut Libur Panjang, Ini Pendorongnya

Rupiah masih ditutup menguat pada perdagangan Kamis (14/4/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan Kamis (14/4/2022) Rupiah ditutup menguat 18 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 20 poin di level Rp 14.344. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di posisi 14.362.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Rupiah berpotensi menguat terbatas pada perdagangan Senin, 18 April 2022.

“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp 14.330 hingga Rp 14.360,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Kamis (14/4/2022). 

Secara internal, penguatan Rupiah masih dipengaruhi optimisme pemerintah pertumbuhan ekonomi  pada kuartal I 2022 bisa mencapai 4,8-5,2 persen.

Hal itu diperkuat dari data kinerja sektor Industri Pengolahan Triwulan Pertama 2022 terindikasi meningkat dan berada pada fase ekspansi. Hal ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) sebesar 51,77 persen, lebih tinggi dari 50,17 persen pada Triwulan Keempat 2021, dan berada dalam fase ekspansi (indeks > 50).

Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada komponen volume total pesanan, volume produksi, dan volume persediaan barang jadi. 

Berdasarkan subsektor, peningkatan terjadi pada mayoritas subsektor, dengan indeks tertinggi pada subsektor Kertas dan Barang Cetakan (56,36 persen), sub sektor Makanan, Minuman dan Tembakau (53,47 perse), serta sub sektor Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki (53,29 persen).  

Selain itu, data Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan dunia usaha pada kuartal IV 2021 tumbuh positif.

Pada kuartal I 2022, responden memprakirakan kegiatan usaha akan meningkat dengan SBT sebesar 9,39 persen. Peningkatan tersebut bersumber dari beberapa sektor utama yang mencatat kinerja positif, terutama sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dolar AS Melemah

Sementara Rupiah bertahan dalam penguatan, Dolar AS justru kembali melemah hari ini, terutama terhadap mata uang lainnya, karena imbal hasil AS menghentikan kenaikannya. 

Pedagang juga menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa di kemudian hari, untuk melihat apakah mereka berada dalam suasana hati yang sama, lebih hawkish seperti rekan-rekan global mereka.

Investor bertaruh Federal Reserve AS akan secara agresif memperketat kebijakan moneter untuk mengekang inflasi yang tinggi.

Di Asia Pasifik, People's Bank of China (PBOC) diperkirakan akan memangkas suku bunga pinjaman kebijakan satu tahun pada Jumat, kedua kalinya melakukannya pada 2022. PBOC juga diharapkan segera menurunkan rasio persyaratan cadangan.

Bank of Korea menaikkan suku bunga menjadi 1,5 persen karena menurunkan keputusan kebijakan terbarunya. Investor sekarang menunggu keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa, yang akan dirilis hari ini.

Sementara itu, konflik Rusia-Ukraina, yang berlangsung sejak invasi Rusia pada 24 Februari, terus berlanjut. AS pada Rabu mengatakan mereka akan mengirim tambahan USD 800 juta atau sekitar Rp 11,4 triliun dalam bantuan militer ke Ukraina, menjelang serangan Rusia yang diperkirakan secara luas di bagian timur negara itu.

3 dari 3 halaman

Pergerakan Rupiah pada Kamis Pagi 14 April 2022

Sebelumnya, nilai tukar rupiah menguat pada perdagangan Kamis pagi. Rupiah menguat jelang libur panjang akhir pekan ini.

Kurs rupiah bergerak menguat tiga poin atau 0,02 persen ke posisi 14.360 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.363 per dolar AS.

"Ini agak menarik ya, karena di tengah gejolak penguatan dolar AS, justru rupiah malah perkasa," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia dikutip dari Antara, Kamis, 14 April 2022.

Nikolas menyampaikan inflasi AS yang kemarin naik lagi di atas 8 persen semakin mendorong bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), untuk lebih agresif dengan tujuan menstabilkan inflasi.

Indeks Harga Konsumen (IHK) AS tercatat tumbuh sebesar 8,5 persen (yoy) per Maret 2022 atau kembali naik dari inflasi tahunan bulan sebelumnya sebesar 7,9 persen (yoy), level tertinggi sejak 1981. Sedangkan IHK inti meningkat 0,3 persen (mom) pada Maret atau 6,5 persen (yoy).

Bank sentral AS diperkirakan akan lebih agresif menaikkan suku bunga dalam pertemuan sepanjang tahun ini.

Sementara dari domestik, lanjut Nikolas, minggu ini minim isu di tengah turunnya kasus harian COVID-19 bersamaan dengan kebijakan pemerintah yang mulai mengendur jelang Lebaran.

"Data-data domestik akan mulai ramai pekan depan dengan rilis data neraca perdagangan dan suku bunga Bank Indonesia," ujar Nikolas.

Nikolas memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 14.330 per dolar AS hingga 14.490 per dolar AS.

Pada Rabu, 13 April 2022, rupiah ditutup menguat 3 poin atau 0,02 persen ke posisi 14.363 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.366 per dolar AS.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.