Sukses

Harga Minyak Mentah Dunia Tetap Naik Meski Stok AS Bertambah

Harga minyak mentah dunia masih menunjukkan kenaikan.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia melonjak didorong peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah AS, gagal menenangkan kekhawatiran tentang pasokan global. Para pedagang minyak utama diperkirakan akan menghindari minyak Rusia yang harus dibeli dengan rubel.

Melansir laman CNA, Kamis (14/4/2022), harga minyak mentah Brent ditutup naik USD 4,14, atau 4 persen, menjadi USD 108,78.

Adapun harga minyak dunia berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir naik USD 3,65, atau 3,7 persen, menjadi USD 104,25.

Kenaikan terjadi sehari setelah kedua tolok ukur harga minyak tersebut naik lebih dari 6 persen. Pasar minyak telah berayun liar, di mana konsumen dan pedagang telah mencoba untuk mengukur gangguan dalam ekspor harian Rusia setelah invasi ke Ukraina.

Sebagian besar memperkirakan terjadi gangguan pasokan hingga berkisar antara 1 juta hingga 3 juta barel per hari.

"Pada akhirnya pasar menjalankan melihat berita utama dari Rusia, yang menjadi lebih mengancam, dan itu terus menjadi lebih berisiko," kata Phil Flynn, Analis di Price Futures Group. Namun, kata dia, masih ada perdebatan tentang dampak apa yang akan terjadi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tuduhan AS

Pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden menuduh Rusia melakukan genosida, dan Amerika Serikat, Prancis, dan Jerman semuanya berjanji untuk mengirim lebih banyak senjata. Sistem artileri, pengangkut personel lapis baja, dan helikopter.

Di sisi lain, perusahaan perdagangan global utama berencana untuk mengurangi pembelian minyak mentah dan bahan bakar dari perusahaan minyak yang dikendalikan negara Rusia mulai 15 Mei 2022.

Hal ini untuk menghindari pelanggaran sanksi Uni Eropa terhadap Rusia, pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow dapat dengan mudah mengalihkan ekspor sumber daya energinya yang besar dari Barat. Beberapa negara, termasuk India, terus membeli minyak Rusia dengan diskon besar-besaran. 

Badan Energi Internasional (IEA) menurunkan ekspektasi untuk permintaan di seluruh dunia dan mengatakan peningkatan produksi global dapat mengimbangi kerugian produksi minyak Rusia.

IEA mengatakan pihaknya memperkirakan produksi Rusia turun 1,5 juta barel per hari pada April, tumbuh mendekati 3 juta barel per hari mulai Mei.

 

3 dari 3 halaman

AS Lepas Cadangan Minyak

Gedung Putih melepaskan 180 juta barel dari cadangan AS selama enam bulan, bagian dari pelepasan 240 juta barel dari anggota Badan Energi Internasional.

Produksi AS diperkirakan akan terus meningkat dari 11,8 juta barel per hari sekarang menjadi sekitar 12 juta pada tahun 2022.

Ekspor produk olahan mencapai rekor sepanjang masa, karena permintaan luar negeri yang besar menyebabkan stok AS turun.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengatakan tidak mungkin mengganti kerugian pasokan yang diperkirakan dari Rusia dan tidak akan memompa lebih banyak minyak mentah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.