Sukses

Realisasi Dana PEN Baru Capai Rp 29,3 Triliun per 1 April 2022

Realisasi anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Tahun Anggaran 2022 hingga 1 April 2022 adalah sebesar Rp29,3 triliun dari alokasi total sebesar Rp 455,62 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melaporkan realisasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2022 hingga 1 April, dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022, Rabu (13/4/2022).

“Saya ingin sampaikan untuk penanganan kesehatan dari Rp 122,54 triliun saat ini terealisasi Rp 1,55 triliun sampai dengan 1 April,” kata Sri Mulyani.

Namun, saat ini Kementerian Keuangan masih melakukan audit dan verifikasi terkait pemberian pembayaran dari tagihan-tagihan terutama untuk perawatan dari penyakit covid-19 tahun lalu.

Lanjutnya, untuk perlindungan masyarakat dari pagu Rp 154,76 triliun realisasinya sampai dengan 1 April sebesar Rp 22,74 triliun. Program perlindungan sosial ini untuk mendukung kelompok yang paling rentan, yang disalurkan dalam bentuk PKH, kartu sembako, Prakerja, BLT Desa dan bantuan tunai untuk pedagang kaki lima dan nelayan.

“Bantuan sosial sudah diberikan atau ditingkatkan baik itu PKH sembako kemarin juga bantuan pangan terutama untuk merespons kenaikan harga minyak goreng,” ujar Menkeu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pemulihan Ekonomi

Sementara, untuk pemulihan ekonomi dari pagu Rp 178,32 triliun realisasinya baru Rp 5,02 triliun terutama program-program untuk mendukung pemulihan pariwisata, untuk meningkatkan ketahanan pangan dan membantu UMKM serta insentif perpajakan.

Demikian, realisasi anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Tahun Anggaran 2022 hingga 1 April 2022 adalah sebesar Rp29,3 triliun dari alokasi total sebesar Rp 455,62 triliun.

Lebih lanjut, Menkeu menegaskan, Pemerintah akan tetap menggunakan APBN untuk menjaga dari sisi faktor kesehatan, dan menjaga daya beli masyarakat terutama dengan tekanan harga-harga yang meningkat secara global yang mana sebagian sudah berdampak ke dalam perekonomian Indonesia.

“Oleh karena itu, APBN sebagai shock absorber akan memberikan dukungan dari mulai stabilitas harga sampai kepada mendukung daya beli, terutama kepada kelompok yang paling rentan,” pungkasnya.  

3 dari 4 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2022 Diramal 5,2 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawatii memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 berada dalam rentang 4,5 persen sampai 5,2 persen.

Dengan demikian, secara keseluruhan tahun akan mencapai antara 4,8 hingga 5,5 persen.

"Kami dari Kemenkeu memperkirakan kuartal I-2022 mencapai 4,5 hingga 5,2 persen dan keseluruhan tahun 4,8 hingga 5,5 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (13/4/2022).

Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi saat ini masih dipengaruhi oleh tekanan eksternal yaitu perang Ukraina dan Rusia. Selain itu juga asa perubahan kebijakan moneter negara-negara maju.

"Ekspektasi yang tadinya positif terhadap pemulihan ekonomi global seiring meredanya Covid-19 tertahan atau mengalami tekanan karena eskalasi dari kondisi perang yang terjadi di Ukraina sejak tanggal 24 Februari 2022," jelasnya.

Adapun Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menurunkan proyeksi perekonomian global menjadi 3,5 persen dari 4,5 persen. Kemudian Bank Dunia juga menurunkan proyeksi untuk perekonomian Asia Pasifik dari 5,4 persen menjadi 4 hingga 5 persen.

 

4 dari 4 halaman

Mudik Lebaran

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, saat ini fokus pemerintah adalah menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia dan sisi kesehatan.

Terutama menjelang hari besar keagamaan, Lebaran 2022. Seperti diketahui, momen Lebaran ini menjadi andalan setiap tahunnya dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Terlebih, pemerintah sudah memperbolehkan mudik lebaran.

"Dari sisi kesehatan kita dukung, diyakinkan pandemi bisa transisi jadi endemi sehingga kegiatan masyarakat yang termasuk dalam merayakan Idul Fitri tidak menimbulkan risiko Covid-19," tandasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.