Sukses

Di UI, Menko Luhut Jabarkan Realisasi Pemulihan Ekonomi Nasional

Menko Luhut menyampaikan bahwa Indonesia telah menunjukkan dapat menyelesaikan sejumlah masalah perekonomian dengan cukup baik.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan, pemulihan ekonomi Indonesia berjalan lebih cepat dibanding dengan proyeksi pemerintah. Hal tersebut terlihat dari beberapa indikator makro ekonomi

Ia menjabarkan, dari realisasi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada kuartal IV-2021. Selain itu, realisasi investasi mampu tumbuh double digit pada kuartal IV-2021. Yakni, mencapai 12,5 persen.

"Serta tingkat kemiskinan dan pengangguran menurun," ujar Luhut Binsar Pandjaitan dalam dalam Minister Talk di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI), Depok (12/4/2022).

Indikator lainnya, indeks belanja masyarakat membukukan level tertinggi sejak pandemi. Hal ini tercermin dari Survei Mandiri Institute.

Menko Luhut menyampaikan, keberhasilan untuk mempercepat pemulihan ekonomi diakibatkan oleh penanganan pandemi Covid-19 yang berjalan baik. Dalam waktu kurang dari 3 bulan, kasus harian telah menurun tajam.

"BOR Rumah Sakit pada tingkat yang rendah, yaitu sebesar 4 persen, positivity rate di bawah standar WHO, yakni 1,2 persen," bebernya.

Selanjutnya, vaksinasi Covid-19 juga berjalan baik. Di mana, Indonesia berada di peringkat 4 dunia jumlah vaksinasi COVID-19 terbanyak di dunia dengan rincian dosis pertama 95 persen, dosis kedua 78 persen, dan dosis ketiga 13 persen.

Di akhir pemaparannya, Menko Luhut menyampaikan bahwa Indonesia telah menunjukkan dapat menyelesaikan sejumlah masalah perekonomian dengan cukup baik. Dalam delapan tahun terakhir, Indonesia telah mentransformasi ekonomi menjadi lebih efisien, maju, dan tidak bergantung pada komoditas.

Luhut berharap Indonesia terus melakukan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas ekonomi. Antara lain melalui pengembangan sumber daya manusia dan Research and Development (R&D).

"Hal ini untuk mendorong inovasi serta Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan pascapandemi untuk mencapai visi menjadi negara maju pada tahun 2045," tutupnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ekonomi Asia Diprediksi Tumbuh 5,2 Persen di 2022

Sebelumnya, Asian Development Bank (ADB) meprediksi ekonomi Asia bisa tumbuh 5,2 persen di 2022. Setahun kemudian diperkirakan naik tipis menjadi 5,3 persen. Pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Asia adalah konsumsi domestik dan berlanjut ke peningkatan ekspor.

“Perekonomian di kawasan Asia yang sedang berkembang mulai menemukan pijakan seiring kebangkitannya perlahan-lahan dari efek terburuk pandemi COVID-19,” kata Kepala Ekonom ADB Albert Park, dikutip dari laman adb.org, Jakarta, Selasa (6/4/2022).

Beberapa sub kawasan, termasuk Asia Selatan dan Asia Timur, diperkirakan akan kembali ke tingkat pertumbuhan ekonominya sebelum pandemi. Inflasi di kawasan ini masih terkendali, tetapi diperkirakan akan naik ke 3,7 persen tahun ini, sebelum termoderasi ke 3,1 persen pada 2023.

Kebanyakan negara di kawasan Asia yang sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan yang stabil pada tahun ini dan 2023. Perekonomian di Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh secara kolektif sebesar 4,9 persen tahun ini dan 5,2 persen pada 2023.

 

3 dari 3 halaman

Pembagian

Kemudian, perekonomian di Kaukasus dan Asia Tengah diperkirakan akan tumbuh rata-rata 3,6 persen tahun ini dan 4,0 persen tahun depan. Perekonomian di Pasifik, yang sangat bergantung pada pariwisata diperkirakan akan tumbuh 3,9 persen tahun ini dan 5,4 persen pada 2023. Angka ini cukup optimis setelah sebelumnya mengalami kontraksi 0,6 persen pada 2021.

Asia Timur diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi 4,7 persen pada tahun ini dan 4,5 persen pada 2023. Republik Rakyat Tiongkok, perekonomian terbesar di kawasan ini, diperkirakan akan tumbuh 5,0 persen tahun ini dan 4,8 persen tahun depan. Hal ini didorong angka ekspor yang masih kuat.

Perekonomian Asia Selatan diperkirakan akan tumbuh secara kolektif sebesar 7,0 persen pada 2022 dan 7,4 persen pada 2023. Sementara itu India sebagai perekonomian terbesar di sub-kawasan ini diperkirakan akan tumbuh 7,5 persen pada tahun fiskal ini dan 8,0 persen pada tahun fiskal berikutnya.

Reporter: sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.