Sukses

Krakatau Steel Raup Laba Bersih Rp 258 Miliar di Kuartal I 2022

Krakatau Steel membukukan laba bersih sebesar Rp 258 miliar sampai kuartal I 2022.

Liputan6.com, Jakarta PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) membukukan laba bersih sebesar Rp 258 miliar sampai kuartal I tahun 2022. Hal ini menunjukkan kinerja Krakatau Steel semakin baik.

“Q1 2022 sebagai update memang belum audit tetapi untuk menggambarkan kinerja Krakatau Steel semakin baik di Q1 2022,” kata Direktur utama PT Krakatau Steel Silmy Karim dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI terkait Pembahasan Mengenai Industri Baja Nasional, Senin (11/4/2022).

Di sisi penjualan Krakatau Steel pada kuartal pertama 2022 mencapai kurang lebih USD 647 juta atau setara Rp 10 triliun, padahal masih kuartal pertama, namun kinerjanya sudah baik.

Kemudian, laba bruto Krakatau Steel di kuartal pertama tahun 2021 mencapai USD 68 juta, serta Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) nya sudah mencapai USD 53 juta dan laba bersih USD 18 juta atau setara Rp 258 miliar.

“Jadi, disini terlihat bagaimana perkembangan daripada Krakatau Steel dan juga di bulan di Q1 ini kita memecahkan rekor ekspor di bulan Maret,” ujarnya.

Tercatat ekspor baja yang dilakukan Krakatau Steel pada Maret sebanyak 116.000 ton. Pencapaian tersebut, karena melihat situasi perkembangan dunia banyak yang membutuhkan baja, sehingga ini menjadi kesempatan bagi Krakatau Steel.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penetrasi di Pasar Eropa

Selain itu, Krakatau Steel juga sudah melakukan penetrasi di pasar Eropa. Hal ini menjadi salah satu target Krakatau Steel untuk semakin memperkuat basis pelanggan.

Meskipun pada 8 tahun lalu Krakatau Steel selalu mengalami kerugian. Namun, dalam kurun waktu 2 tahun berturut-turut 2020-2021, Krakatau Steel mengalami keuntungan. Nilai EBITDA maupun pendapatannya (revenue) tertinggi.

“Revenue nya USD 2,1 miliar 2021 audited, EBITDA nya juga USD 126 juta dan keuntungannya USD 62 juta, kalau dirupiahkan USD 2,1 miliar penjualan kita mencapai Rp 31 triliun,” ujarnya.

Kemudian dari sisi keuntungan mencapai USD 62 juta atau setara Rp 900 miliar, dan bila dibandingkan dengan tahun 2020 penjualan meningkat 59 persen, bahkan keuntungan meningkat hampir 3 kalinya.

“Ini tidak lepas dari pada dukungan dari Kementerian BUMN maupun juga parlemen dan juga Kementerian-Kementerian terkait, dalam upaya mendukung proses transformasi Krakatau Steel,” pungkasnya. 

3 dari 4 halaman

Krakatau Steel Cetak Rekor Ekspor Baja Tertinggi Sepanjang Sejarah

Sebelumnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pada Maret 2022 kembali mencatatkan rekor bulanan ekspor tertinggi sebesar 116.406 ton, semenjak Krakatau Steel berdiri.

Adapun produk baja yang dikirim untuk ekspor adalah baja Hot Rolled Coil (HRC) dan Hot Rolled Pickled Oil (HRPO).

“Performa penjualan kami menunjukkan kondisi yang sangat baik. Kami mencatatkan rekor penjualan eskpor yang mencapai 116.406 ton di Maret 2022. Ini merupakan rekor bulanan ekspor terbaru, memecahkan rekor sebelumnya di Januari 2022 yang sebesar 63.731 ton,” kata Direktur Komersial Krakatau Steel Melati Sarnita, dalam keterangannya, Kamis (7/4/2022).

Krakatau Steel di Maret 2022 mengirim produk baja ekspor ke Pakistan, ke Vietnam, ke Turki, ke Yunani, dan ke Italia.

Sementara di tahun 2021, Krakatau Steel berhasil mencatatkan penjualan ekspor sebesar 262.715 ton, meningkat 104 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 128.342 ton.

Penjualan ekspor ini berkontribusi 14,6 persen dari total penjualan Krakatau Steel di 2021 yang sebesar 1.791.000 ton. Tercatat penjualan Krakatau Steel di tahun 2021 mencapai Rp30,9 triliun.

“Dengan kinerja yang semakin baik ini, kami yakin di tahun 2022 ini pun Krakatau Steel akan kembali mencatatkan peningkatan kinerja melalui peningkatan penjualan,” tutup Melati. 

4 dari 4 halaman

Krakatau Steel Minta Aturan Impor Baja Diperketat

Industri baja di tanah air kini sedang merangkak bangkit dari dampak pandemi. Namun, di sisi lain, tingkat impor baja disinyalir mengalami tren peningkatan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terjadi kenaikan impor baja sebesar 23 persen yang semula 3,9 juta ton di tahun 2020 menjadi 4,8 juta ton di tahun 2021. Ini mengundang perhatian dari PT Krakatau Steel yang meminta pengetatan izin impor baja.

“Bila tidak segera dilakukan pengendalian kuota impor, maka dikhawatirkan peningkatan impor akan terus berlangsung sampai di 2022 dan ini akan berakibat pada terganggunya investasi yang sudah dilakukan di industri baja Indonesia,” ungkap Direktur Komersial Krakatau Steel Melati Sarnita kepada wartawan, Rabu (19/1/2022).

Melati menegaskan pelaku industri membutuhkan perlindungan yang dapat mendorong kesempatan bersaing yang adil. Serta melindungi investor industri baja melalui terciptanya iklim perdagangan yang lebih sehat sehingga industri nasional berkembang.

Melati melanjutkan, dalam menghadapi hal ini, produsen baja nasional berharap agar Pemerintah memperketat ijin impor baja untuk produk-produk yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri.

“Kami menyayangkan impor baja kembali menunjukkan adanya tren peningkatan di saat industri baja dalam negeri sedang berupaya meningkatkan kinerjanya di saat pandemi Covid-19 belum usai,” jelase Melati yang juga merupakan Ketua Klaster Flat Products Asosiasi Besi dan Baja Indonesia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.