Sukses

Indonesia Darurat Stok Kedelai, Apa Langkah Pemerintah?

Sebagaimana banyak diketahui, Indonesia masih terlalu bergantung pada pasokan impor kedelai dari negara tetangga, Australia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo tak memungkiri, Indonesia saat ini darurat stok kedelai nasional sebagai bahan baku produksi tahu-tempe.

Sebagaimana banyak diketahui, Indonesia masih terlalu bergantung pada pasokan impor kedelai dari negara tetangga, Australia.

"Untuk komoditi kedelai, pemenuhannya selain dari produksi dalam negeri juga terutama dari substitusi impor yang ada," ujar Syahrul dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (22/3/2022).

Menurut catatannya, stok kedelai produksi dalam negeri hingga akhir 2022 masih defisit 2,59 juta ton. Sementara kebutuhan tahunan yang mencapai 2,98 juta ton belum bisa memenuhi total ketersediaan 391,28 ribu ton.

Alhasil, Indonesia masih harus melakukan impor untuk 2,84 juta ton kedelai guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Dalam rangka stabilisasi harga dan ketersediaan kedelai untuk jangka pendek, pemerintah telah menyiapkan stok cadangan (buffer stock) sekitar 20 ribu ton per bulan.

Selain itu, pemerintah juga bakal memperluas lahan tanam kedelai untuk periode April-Juni dan Juli-Oktober, sebanyak 300 ribu ha. Adapun target produksi dari masing-masing periode tersebut diharapkan mencapai 450 ribu ton.

Guna mewujudkan program tersebut, pemerintah menyiapkan alokasi dana yang berasal dari APBN 2022 untuk lahan produksi seluas 52 ribu ha, dan dana dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) seluas 600 ribu ha.

"Sementara untuk agenda permanen, diharapkan memperluas lahan tanam kedelai dengan target 1 juta ha pada tahun depan," pungkas Mentan Syahrul.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mentan Jamin Bahan Pangan Aman Jelang Ramadan, Begini Kondisinya

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan, kondisi ketersediaan bahan pangan nasional aman jelang Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2022.

Jaminan kondisi pangan ini mengacu data stok 12 komoditas pangan seperti beras hingga kedelai, yang terjaga sampai akhir Mei 2022.

"Ketersediaan pangan jelang Ramadhan dan Lebaran 2022. Stok akhir hingga Mei 2022, stok relatif aman," ujar Mentan dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (22/3/2022).

Menurut pemaparannya, ketersediaan stok komoditas dasar pangan seperti beras, jagung, bawang merah, cabai merah keriting, cabai rawit merah, daging ayam, telur ayam, hingga minyak goreng cukup untuk dipenuhi dari produksi dalam negeri.

Sebagai contoh, stok beras yang hingga akhir Mei 2022 terhitung mencapai 9,84 juta ton. Jumlah itu termasuk dengan telah memperhitungkan perkiraan masa panen raya.

"Namun untuk komoditi kedelai, bawang putih, daging sapi, gula konsumsi, pemenuhannya selain dari produksi dalam negeri, juga terutama dari substitusi impor yang ada," imbuhnya.

Kementerian Pertanian telah menyiapkan langkah terobosan, yakni dengan menggandeng stakeholder terkait untuk mendistribusikan pasokan komoditi pangan strategis dari daerah surplus ke daerah defisit.

"Contohnya untuk memenuhi defisit cabai merah besar di Maluku dan Papua, didatangkan dari Sulawesi Selatan. Defisit di sebagian Sumatera didatangkan dari Jawa Tengah, dan defisit di Kalimantan didatangkan dari Bali," terang Mentan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.