Sukses

3 Jurus Bank Indonesia Jinakkan Inflasi di 2022, Apa Saja?

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengatakan terdapat 3 instrumen kebijakan yang akan dilakukan pada tahun 2022 untuk memastikan inflasi

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengatakan terdapat 3 instrumen kebijakan yang akan dilakukan pada tahun 2022 untuk memastikan inflasi, stabilitas moneter, dan stabilitas makroekonomi sistem keuangan tetap terjaga ditengah gempuran ketidakpastian ekonomi global.

“Kami laporkan mengenai rencana kebijakan Bank Indonesia di Tahun 2022, mulai dengan kebijakan moneter. Perlu kita lihat sekarang ini adalah bagaimana menyikapi ketidakpastian pasar keuangan Global, termasuk yang tadi kami sampaikan kenaikan FFR maupun juga risiko geopolitik,” kata Perry dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Selasa (22/3/2022).

Tiga instrumen itu diantaranya, instrumen stabilisasi nilai tukar, instrumen manajemen likuiditas, dan manajemen suku bunga. 

Kata Perry, untuk stabilisasi nilai tukar Indonesia hingga kini masih terjaga. Hal itu merupakan hasil koordinasi dengan Pemerintah dan juga intervensi di pasar valas.

“Sejauh ini kami memang tidak melakukan intervensi, karena surplus dari neraca perdagangan, tapi kami tetap siaga kalau memang itu diperlukan. Kenaikan FFR tentu saja telah meningkatkan suku bunga yield US treasury dan karena itu juga yield SBN mengalami kenaikan,” ujarnya.

Itulah langkah untuk melakukan stabilisasi di sisi moneter dan juga sistem keuangan dalam menyikapi kenaikan suku bunga Fed fund rate (FFR).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Instrumen Selanjutnya

Instrumen kedua, yaitu normalisasi kebijakan likuiditas melalui operasi moneter dan kenaikan secara bertahap Giro Wajib Minimum (GWM), dengan tetap menjaga kemampuan bank memberikan kredit dan partisipasi pembelian SBN.

Selanjutnya, instrumen ketiga yaitu suku bunga diusahakan akan terus dipertahankan rendah sampai dengan tanda-tanda kenaikan inflasi.

Perry menegaskan, kebijakan moneter Indonesia untuk tahun ini lebih Pro stability, sekaligus untuk antisipasi jika nanti terjadi kenaikan-kenaikan inflasi.

Sementara untuk empat instrumen Bank Indonesia yang lain yakni makroprudensial, sistem pembayaran, pengembangan pasar uang, maupun ekonomi keuangan inklusif dan hijau, UMKM, ekonomi keuangan syariah akan terus diarahkan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.