Sukses

Bebas Karantina Jadi Berkah Industri Pariwisata, Sayang Masih Low Season

Meskipun terjadi berbagai pelonggaran seperti bebas karantina, peningkatan kunjungan wisman kurang signifikan. Mengingat saat ini baru kuartal pertama tahun yang biasanya memang bukan musim liburan.

Liputan6.com, Jakarta - Industri pariwisata terutama hotel dan restoran secara berpahan mulai menggeliat. Hal ini seiring dengan pelonggaran aktivitas melalui kebijakan PPKM yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran menjelaskan, okupansi hotel mulai merangkak naik terutama usai pemerintah memutuskan kebijakan bebas karantina dan bebas visa on travel.

"Ada penambahan wisatawan dan penerbangan (dari kedatangan wisman), ini nilai plusnya bisa dilihat di Bali dan Bintan," kata Maulana saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Senin (21/3).

Namun, peningkatan terjadi kurang signifikan. Mengingat saat ini baru kuartal pertama tahun yang biasanya memang bukan musim liburan.

"Sekarang ini masih kuartal pertama, ini pasti okupansi rendah, apalagi menjelang bulan puasa jadi memang low season buat pariwisata," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penerbangan Jarang

Musim kenaikan wisatawan atau perjalanan bisnis biasanya terjadi menjelang pertengahan tahun maupun di akhir tahun. Terutama tahun ini diperkirakan akan ada peningkatan pergerakan masyarakat pada kuartal ketiga karena ada momentum libur lebaran.

"Di kuartal kedua ini ada lebaran dan itu banyak kegiatan di sana," kata dia.

Hanya saja, peningkatan tersebut diperkirakan kurang maksimal. Sebab saat ini frekuensi penerbangan ke sejumlah daerah mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena sejumlah operator penerbangan yang menarik pesawatnya melayani rute-rute tertentu. Sehingga tujuan wisata atau perjalanan bisnis bisa mengalami penurunan.

"Jadi setiap tujuan juga berkurang, sedangkan transportasi udara ini juga penting buat pergerakan orang. Khususnya buat kita yang negara kepulauan, ini jadi tantangan baru kami," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.