Sukses

Bila Harga BBM Pertamax Naik Disebut Tidak Ganggu Ekonomi Makro

Tren harga minyak mentah dunia yang berada di atas level USD 100, berdampak pada harga BBM seperti Pertamax.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah masih menahan harga BBM pertamax kendati harga minyak dunia melambung. Tren harga minyak mentah dunia yang berada di atas level USD 100, berdampak pada harga produk bahan bakar minyak (BBM).

Seperti pada hari ini, harga minyak di Asia melambung dengan harga minyak Brent bertambah 3,07 persen menjadi USD 111,24 per barel. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat naik 3,12 persen menjadi USD 107,97 per barel.

Meski harga minyak naik, pemerintah tetap mempertahankan harga BBM Pertalite sebesar Rp 7.650 per liter, namun untuk bahan BBM nonsubsidi seperti dengan kadar oktan (RON) 92 diserahkan kepada badan usaha dengan mengacu harga keekonomiannya.

Terkait harga BBM nonsubsidi ini, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai tepat jika harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax mengikuti harga pasar karena penggunanya adalah kalangan mampu yang memiliki daya beli kuat.

Apalagi setelah pandemi COVID-19, daya beli antara kelompok masyarakat atas dan bawah makin melebar.

“Kenaikan harga BBM nonsubsidi juga tidak akan mengganggu indikator ekonomi makro,” ujar Mohammad Faisal melansir Antara di Jakarta, Senin (21/3/2022).

Menurut Faisal, bila dilihat dari proporsi penggunaannya, BBM nonsubsidi tidak besar. Paling banyak penggunanya dan subsidi terutama adalah Pertalite, kendati BBM dengan kadar oktan 90 ini tidak termasuk dalam BBM penugasan.

Pemerintah sudah berketetapan untuk menjaga harga BBM Pertalite sebesar Rp7.650 per liter, namun untuk bahan BBM nonsubsidi seperti dengan kadar oktan (RON) 92 diserahkan kepada badan usaha apalagi harga keekonomiannya kini sudah lebih dari Rp14.000 per liter.

“Inflasi BBM itu dipengaruhi terutama dari konsumsi Pertalite yang penggunaan lebih banyak dan mempengaruhi juga ke harga lain terutama sembako. Kalau Pertamax beda. Distribusi barang kan tidak pakai BBM Pertamax,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Faisal setuju jika BBM RON 92 ke atas tidak perlu disubsidi agar mengurangi beban pemerintah. Apalagi pada 2022, Pertamina sudah menaikkan harga BBM nonsubsidi yang kadar oktannya di atas Pertamax seperti Pertamax Turbo, Pertadex, dan Dexlite.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Kementerian ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga memberikan dukungan kepada Pertamina untuk menyesuaikan harga BBM jenis Pertamax seiring kenaikan harga minyak mentah dunia.

Hal ini sejalan dengan batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 untuk Maret 2022 sebesar Rp14.525 per liter.

“Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum,” ujar Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM dalam siaran persnya, Minggu (20/3/2022).

Agung mengatakan batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 untuk Maret 2022 sebesar Rp. 14.526 per liter. Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum. Harga Jual BBM RON 92 di SPBU saat ini bervariasi tergantung para Badan Usaha.

"Saat ini semua SPBU menjual RON 92 di bawah harga batas atas tersebut, di berbagai SPBU tercatat di kisaran Rp11.000-14.400 per liter, kecuali Pertamina saat ini masih menjual RON 92 atau Pertamax cukup rendah sebesar Rp9.000 per liter,” ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.