Sukses

Kajian BPTJ: Bangun Kereta Gantung di Jalur Puncak Butuh Rp 7,3 Triliun

BPTJ menaksir biaya yang dibutuhkan untuk membangun kereta gantung di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat sangat mahal.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan menaksir biaya yang dibutuhkan untuk membangun kereta gantung di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat sekitar Rp 7,31 triliun.

Angka ini berdasarkan hasil kajian awal BPTJ pada 2021 lalu. Kajian ini melingkupi transportasi berbasis rel yang tepat untuk beroperasi di kawasan puncak.

Direktur Prasarana BPTJ Jumardi menyebut salah satu konsekuensi yang timbul jika harus membangun moda transportasi massal berbasis rel di Puncak adalah biaya yang cukup besar.

Kajian yang dilakukan BPTJ menyebut pembangunan moda berbasis rel menuju Kawasan Puncak dengan kombinasi Kereta AGT (Automated Guideway Transit) dan Kereta Gantung membutuhkan biaya tak kurang dari Rp. 7,31 trilyun.

Jumlah tersebut terbagi atas pembiayaan pembangunan Kereta AGT sebesar Rp. 6,32 triliun dan Kereta Gantung hampir Rp 1 triliun.

Jumlah sebesar itu belum termasuk pembebasan lahan yang diperkirakan membutuhkan sebesar Rp. 693 miliar.

"Karena bentuk kajian awal ini adalah Outline Business Case maka sudah muncul perhitungan awal kemungkinan proyek dapat melibatkan investasi swasta dengan skema KPBU, " kata Jumardi dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (20/3/2022).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Biaya Operasional Besar

Menurut Jumardi kajian telah pula menghitung biaya operasional baik sarana maupun prasarana, potensi pendapatan utama (fare revenue) dan pendapatan tambahan (non fare revenue) serta kelayakan ekonomi, keuangan maupun nilai value for money.

Hasilnya opsi melibatkan investasi swasta untuk pembangunan Kereta AGT dan Kereta Gantung di Puncak melalui Kerjasama Pemerintah - Badan Usaha (KPBU) paling memungkinkan apabila disertai dukungan Pemerintah yang diperkuat.

Bentuk dukungan Pemerintah yang diperkuat misalnya menyangkut pembebasan tanah, penyediaan tambahan prasarana pendukung, subsidi tarif hingga jaminan terhadap resiko terminasi perjanjian.

"Hasil kajian awal ini sudah kami sosialisasikan pekan kemarin kepada segenap stakeholder baik kelembagaan pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan penanganan permasalahan Kawasan Puncak, " kata Jumardi.

 

3 dari 3 halaman

Butuh Pendalaman

Menurut Jumardi bagaimana kelanjutan opsi pembangunan transportasi massal berbasis rel di Kawasan Puncak masih perlu proses pendalaman baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Aspek yang perlu perhatian mendalam selain besarnya kebutuhan pembiayaan juga penanganan permasalahan dampak sosial dan koordinasi antar kelembagaan.

"Saya kira pembangunan transportasi massal berbasis rel hanya salah satu jenis pendekatan yang mungkin dilakukan. Untuk mengatasi masalah kemacetan Kawasan Puncak tetap perlu dikembangkan berbagai pendekatan lain," tutup Jumardi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.