Sukses

Cerita 2 Sahabat Jadi Miliarder Usai Bangun Startup Fintech

Pada 2013, Dubugras dan Franceschi awalnya meluncurkan startup bernama Pagar.me yang memungkinkan pengusaha di Brasil menerima pembayaran online.

Liputan6.com, Jakarta - Startup fintech yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat yakni Brex sukses mengumpulkan USD 300 juta atau Rp 4,2 triliun dalam putaran pendanaan yang dipimpin perusahaan investasi Greenoaks Capital dan Technology Crossover Ventures (TCV). 

Pengumpulan ini menjadikan nilai perusahaan layanan finansial tersebut sebesar USD 12,3 miliar atau Rp 176 triliun. 

Dilansir dari laman Forbes, Kamis (17/3/2022) Co-founder (dan co-CEO) Brex, yakni Henrique Dubugras (26) dan Pedro Francesch (25) kini diperkirakan memegang 14 persen saham di perusahaan tersebut, dengan nilai masing-masing sekitar USD 1,5 miliar. Mereka pun menjadi miliarder baru.

Saat ini, para pesaing Brex termasuk startup Ramp yang bernilai hampir USD 4 miliar dan Bill.com yang bernilai sekitar USD 21 miliar.

Tetapi Brex telah mampu menarik banyak modal ventura dengan menawarkan rangkaian produk yang melampaui kartu kredit perusahaan.

Dubugras mengungkapkan dirinya tidak terlalu khawatir tentang persaingan. "Pasarnya cukup besar, dan saya pikir ada ruang untuk banyak orang," kata Dubugras.

"Sebagian besar pembayaran B2B masih berbasis kertas dan cek," ujarnya.

2021 lalu, PitchBook memperkirakan Brex menghasilkan pendapatan sekitar USD 320 juta. Dubugras mengatakan bahwa Brex menghitung "puluhan ribu" pelanggan korporat hari ini.

Dengan suntikan dana USD 300 juta dari investor baru, Brex akan meningkatkan jumlah karyawannya setidaknya 50 persen sambil menyimpan uang tunai jika ada penurunan pasar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perjalanan Dubugras dan Francesch Membangun Fintech Brex

Pada tahun 2013, Dubugras dan Franceschi awalnya meluncurkan startup bernama Pagar.me yang memungkinkan pengusaha di Brasil menerima pembayaran online.

Namun tiga tahun kemudian, keduanya menjual Pagar.me ke fintech pembayaran berbasis di Brasil yang lebih besar bernama Stone.

Dubugras tidak mengungkapkan biaya penjualan Pagar.me, namun ia mengatakan hasil penjualan fintech tersebut cukup untuk membayar biaya kuliahnya.

Kemudian pada tahun 2017, Dubugras dan Franceschi mendirikan Brex setelah keluar dari Universitas Stanford dengan menyimpan sejumlah tabungan.

Dari tabungan itulah, keduanya berencana membangun startup fintech berbasis di AS yang menyediakan layanan kartu kredit bisnis dan akun manajemen kas bagi perusahaan teknologi.

Dua tahun kemudian, keduanya masuk ke dalam daftar Forbes’ 30 Under 30 Finance ketika Brex mengumpulkan keuntungan USD 213 juta dan menaikkan nilainya menjadi USD 1,1 miliar.

Pada tahun 2019, Brex juga meluncurkan akun bank bisnis yang telah memikat para pendirinya sejak awal.(Brex sendiri bukan bank sewaan, startup ini bermitra dengan LendingClub atau JPMorgan Chase untuk akunnya)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.