Sukses

Mendag Bongkar Permainan Mafia Minyak Goreng di Depan DPR

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan permainan mafia minyak goreng yang terjadi dalam satu bulan belakangan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan permainan mafia minyak goreng yang terjadi dalam satu bulan belakangan.

Menurutnya, sebagian besar minyak ada yang diselundupkan ke industri kemudian ada juga yang dikirim ke luar negeri.

"Spekulasi atau deduksi kami di Kemendag ada orang-orang yang tidak sepatutnya mendapatkan hasil dari minyak ini. Artinya misalnya masuk ke tempat industri yang seharusnya jadi konsumsi masyarakat," katanya di DPR, Jakarta, Kamis (17/3).

Dia mencontohkan kebutuhan industri sebenarnya 1,8 juta ton per tahun. Namun dalam jangka satu bulan, kebutuhan menjadi setara 350 juta.

Hal ini pun memunculkan kecurigaan bahwa minyak dikirim ke luar negeri.

"Yang jumlah kebutuhannya masuk ke industri jumlahnya skitar 1,8 juta ton per tahun, setara 350 juta per bulan itu atau diselundupkan ke luar negeri. Jadi di sini saya bilang mafia yang mesti kita berantas bersama-sama," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebijakan DMO

Sementara itu, kebijakan DMO yang diberlakukan pemerintah pada bulan lalu hingga 16 Maret telah berhasil mengumpulkan stok sebesar 720.612 ton dari rencana ekspor sebesar 3,5 juta ton.

"Jadi dalam periode antara 14 Februari hingga 16 maret yang lalu kita telah berhasil mengumpulkan 720.612 ton dari rencana ekspor, eksportir 3,50 juta ton. Jadi kalau kita hitung jumlah DMOnya 3,5 juta dibanding 720.612 ton setara dengan 20,7 persen," tandasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.