Sukses

Rupiah Ditutup Melemah, Dibayangi Sentimen Bank Sentral AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan melemah seiring ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan melemah seiring ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).

Rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,22 persen ke posisi 14.333 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.301 per dolar AS.

"Dolar AS menguat di tengah ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga AS oleh The Federal Reserve pada pekan ini," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga menguat setelah inflasi konsumen AS melonjak pada Februari yang dirilis pada Kamis (10/3) lalu.

Saat ini pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga setidaknya sebesar 25 basis poin pada 17 Maret 2022 dini hari, dengan peluang sebesar 94 persen berdasarkan CME FedWatch Tool.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perang Rusia-Ukraina

Sementara itu serangan Rusia yang terus dilakukan di sejumlah wilayah Ukraina meningkatkan minat investor terhadap aset aman.

Pada pekan lalu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ada pergerakan positif yang pasti di dalam negosiasi Rusia dengan Ukraina. Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyadari perlu waktu dan kesabaran untuk mencapai kemenangan.

Pengeboman Rusia atas Ukraina terus berlangsung sepanjang minggu lalu yang telah berlangsung selama 16 hari terakhir dan konflik tersebut mengakibatkan susahnya jalur koridor kemanusiaan. Koridor kemanusiaan yang dibuka oleh Moskow hanyalah jalan yang menuju ke Rusia atau Belarus.

Sanksi internasional terus meningkat, dengan AS mengenakan larangan impor minyak mentah dan energi yang berhubungan dengan produk-produk dari Rusia yang efektif pada minggu lalu, sedangkan Eropa bergegas mencari alternatif untuk suplai gas mereka.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.