Sukses

Dampak Perang Rusia-Ukraina yang Dirasa Indonesia: Harga Komoditas Naik

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan konflik perang antara Rusia dan Ukraina berdampak langsung kepada Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan konflik perang antara Rusia dan Ukraina berdampak langsung kepada Indonesia. Imbasnya harga-harga komoditas di Indonesia jadi meningkat termasuk harga komoditas energi.

“Pada saat ini dunia sedang menghadapi suasana politik yang sangat rumit imbas terhadap harga-harga komoditas sangat nyata saat ini. kita melihat harga komoditas sumber daya alam yang diproduksi Indonesia termasuk yang terkena dampak dengan melonjaknya harga-harga,” tuturnya dalam peresmian Sistem Informasi Mineral dan Batubara (Simbara), Selasa (8/3/2022).

Dengan begitu, Sri Mulyani menilai sumbangan dari hasil sumber daya alam sangat berarti bagi pendapatan kepada negara. Khususnya, kata dia, untuk komoditas mineral dan batubara.

“Oleh karena itu sumbangan dan kontribusi sumber daya alam khususnya mineral dan batu bara menjadi sangat penting,” katanya.

Kendati demikian, Sri Mulyani menilai pemerintah memiliki peran penting dalam mengelola pendapatan negara tersebut. Kemudian bisa melakukan pelaporan secara transparan kepada publik.

“Oleh karena itu dari sisi penerimaan negara menjadi suatu kewajiban untuk kita bisa mengelolanya secara transparan dan menyampaikan kepada (masyarakat),” katanya.

Sri Mulyani menyampaikan, negara mendapat sejumlah sumbangan dari kategori. Diantaranya dalam bentuk pajak, bea keluar, dan benuk pendapatan atau penerimaan negara bukan pajak misalnya royalti. Hal in yang diakuinya yang juga jadi perhatian dan sedang dibangun oleh Kementerian Keuangan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tertinggi Dalam 5 Tahun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, penerimaan negara dari sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) mencapai Rp 124,4 triliun di 2021.

Nilai penerimaan negara tersebut mencakup pajak, bea keluar, hingga Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Ini adalah penerimaan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir," katanya dalam acara Peluncuran SIMBARA dan Penandatanganan MoU Sistem Terintegrasi dari Kegiatan Usaha Hulu Migas, Selasa (8/3/2022).

Sri Mulyani menyampaikan, pencapaian rekor penerimaan negara dari sektor minerba tersebut didorong oleh terus meningkatnya harga komoditas pertambangan. Salah satunya batu bara.

"Tentu kenaikan harga komoditas mineral dan batu bara memberikan kontribusi besar," bebernya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.