Sukses

Horor Macet di Puncak Bogor, Sandiaga Uno Usulkan Bangun Kereta Gantung

Usulan kereta gantung menjadi suatu destinasi wisata yang menarik di Puncak Bogor. Belum lagi, kereta gantung akan menjadi destinasi wisata yang ramah lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengusukan pembangunan moda transportasi dan wisata kereta gantung di Puncak Bogor. Hal ini untuk mengatasi kemacetan yang selalu terjadi di daerah tersebut. 

"Terkait kereta gantung, kami akan segera menyiapkan usulan. Wisatawan yang ke puncak berpuluh-puluh tahun, berbelas-belas tahun menghadapi kemacetan yang horor," kata Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing, Jakarta, Senin (7/3/2022).

Sandiaga mengatakan, usulan kereta gantung menjadi suatu destinasi wisata yang menarik di daerah tersebut. Belum lagi, kereta gantung akan menjadi destinasi wisata yang ramah lingkungan.

"Kereta gantung ini selain memecah kemacetan dan mengurai kemacetan juga menjadi destinasi wisata dan ramah lingkungan," katanya.

Dia menambahkan, ide tersebut kini masih dibahas oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiadi bersama dengan pemerintah daerah Bogor. Kementerian Pariwisata nantinya akan terus melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholder.

"Tanggapan Pak Dirjen Darat, Budi Setiadi, Kementerian Perhubungan akan membahas evaluasi usul ini bersama Pemda Bogor dan Kementerian PUPR. Ini harapakan kami bisa segera kita realisasikan," tandasnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Destinasi Favorit

Sebelumnya, Sandiaga menuturkan, Puncak merupakan destinasi favorit karena udaranya yang segar dan biayanya yang terjangkau, namun jalannya sangat sempit. Ia pernah membuat konten tentan kemacetan yang berjam-jam tak bergerak di sana.

Penyebabnya kendaraan mogok, sepeda motor yang berhenti di bahu jalan. Selain itu, ada juga pengendara yang mengabaikan pola rekayasa lalulintas yang sudah diatur sehingga terjadi 'adu banteng'.

"Saya sudah berkoordinasi dan menginstruksikan kepada semua jajaran bahwa Polri sudah punya pola rekayasa laluintasnya agar dipatuhi. Kemacetan ini jadi bahan evaluasi karena bisa mencoreng pariwisata kita," imbuh Sandi.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.