Sukses

Rizal Ramli Kritik Proyek IKN dan Harga Pangan: Dampaknya Lebih Dahsyat dari Perang Ukraina

Ekonom Senior Rizal Ramli, mengatakan lebih baik Pemerintah fokus membenahi dan memperkuat daya beli masyarakat dibandingkan sibuk mengurusi rencana pembangunan Ibu Kota Negara baru.

Liputan6.com, Jakarta Ekonom Senior Rizal Ramli, mengatakan lebih baik Pemerintah fokus membenahi dan memperkuat daya beli masyarakat dibandingkan sibuk mengurusi rencana pembangunan Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur.

Dia menjelaskan, saat ini kondisi rakyat Indonesia lagi susah, karena disebabkan dua hal. Pertama, kelangkaan komoditi dan kenaikan harga pangan hingga kedelai dan lainnya. Kedua, dipicu kebijakan Pemerintah.

“Rakyat kita digebuk dua kali, itu lebih dahsyat dampaknya dibanding perang Ukraina. Problem rakyat kita daya belinya dipukul dua kali, ini harus diubah, fokus dulu jangan lagi pengeluaran ibu kota baru Rp 500 triliun, pakai dulu untuk membuat daya tahan rumah tangga kita lebih baik,” kata Rizal dilansir dari channel Youtube pribadinya, Minggu (6/3/2022).

Menurutnya, saat ini anggaran Pemerintah sedang bolong alias jebol. Karena penerimaan tax ratio biasanya mencapai 12 persen tapi kini menjadi 8 persen. Namun, disisi lain pengeluaran anggarannya masih habis-habisan.

Rizal beranggapan, pengeluaran yang habis-habisan  itu bisa ditutupi jika Pemerintah menaikkan harga gas, BBM, harga listrik, BPJS, hingga pajak.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pergeseran Anggaran

Oleh karena itu, dia minta Pemerintah melakukan pergeseran anggaran supaya fokus pada 3 hal. Pertama, memerangi covid-19; kedua, memberikan bantuan untuk rakyat yang kena covid-19 supaya bisa memenuhi kebutuhannya; ketiga, menaikkan produksi pangan.

“Pak Jokowi ikuti istilah kami dalam pidatonya, bahwa perlunya perubahan anggaran strategis tapi begitu angka-angkanya keluar tidak ada bedanya, karena menterinya jor-joran pengeluaran ini itu, tidak ada refocusing daripada anggaran,” pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.