Sukses

Kementerian PUPR Siapkan Pengolahan Air Limbah di KIT Batang, Investor Tinggal Bangun Pabrik

Secara teknis, skema pengolahan air limbah KIT Batang menggunakan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terintegrasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Pembangunan ini dilakukan melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk meningkatkan layanan sanitasi skala kawasan dan mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air limbah industri maupun domestik. Sehingga tidak dibuang secara langsung ke sungai maupun tanah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan kawasan industri ini merupakan pola baru karena menggunakan tanah negara dan fasilitas disediakan pemerintah, seperti jalan, air, sanitasi, dan perumahan.

"Sehingga investor yang datang hanya perlu membangun pabrik dan langsung beroperasi," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/3/2022).

Secara teknis, skema pengolahan air limbah KIT Batang menggunakan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). Itu dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah domestik dan air limbah yang berasal dari industri yang telah melalui pengolahan awal (pretreatment) melalui jaringan perpipaan untuk diolah ke IPAL Terintegrasi.

Kegiatan itu menghasilkan standar influen (baku mutu) yang ditetapkan sebelum dilakukan daur ulang maupun bercampur dengan badan air, atau dialirkan ke sungai.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kapasitas

IPAL Terintegrasi ini memiliki kapasitas 18.000 m3 per hari yang dilengkapi dengan jaringan perpipaan air limbah sepanjang kurang lebih 18 km dengan diameter pipa 200-700 mm dan dilengkapi dengan manhole, bak kontrol serta beberapa pompa wet pit untuk mengalirkan air limbah secara gravitasi menuju IPAL.

Pekerjaan IPAL Terintegrasi beserta jaringan perpipaan air limbah KIT Batang Fase 1 seluas 450 ha mulai dikerjakan sejak kontrak 15 Desember 2021, dan ditargetkan selesai 14 Desember 2023.

Pengerjaan ini dilaksanakan dengan metode rancang bangun (Design and Build) dengan progres saat ini, yaitu proses penyusunan rencana teknis terinci (DED) IPAL, Jaringan Perpipaan dan bangunan pendukung.

Pararel dengan proses desain, di lapangan telah dimulai pekerjaan persiapan konstruksi meliputi pekerjaan uji geolistrik, survey topografi, pekerjaan sondir dan boring, jalan akses, pembangunan pagar temporari dan direksi keet.

Anggaran pembangunannya bersumber dari APBN TA 2021-2023 (MYC) senilai Rp 341,7 miliar untuk pekerjaan fisik oleh kontraktor PT PP-PT SBS-PT MKJ (KSO), dan pekerjaan konsultan manajemen konstruksi senilai Rp 8,7 miliar oleh PT Arkonin EMP–PT Virama Karya (KSO).

Lingkup pekerjaannya meliputi rencana teknis terinci (DED), konstruksi fisik, pendampingan operasional hingga pemeliharaan.

 

3 dari 3 halaman

Persampahan

Selain membangun pengolahan air limbah, Kementerian PUPR juga memulai pembangunan infrastruktur persampahan untuk meningkatkan layanan sanitasi KIT Batang berupa pembangunan Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) berkapasitas 35 ton per hari.

Pembangunan TPST KIT Batang mulai dikerjakan berbarengan dengan pekerjaan IPAL dengan biaya sebesar Rp 20 miliar. Saat ini tengah diselesaikan pekerjaan fisik meliputi persiapan, bangunan utama, bangunan penunjang, lansekap, dan pekerjaan comisioning.

Di bidang permukiman, Kementerian PUPR juga menyiapkan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minun (SPAM) berkapasitas 285 liter per detik untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.