Sukses

Harga Emas Naik 1 Persen dan Paladium Dekati Level Tertinggi dalam 10 Bulan

Krisis Rusia-Ukraina akan terus mendukung prospek harga emas ke level yang lebih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Harga paladium terus reli dan mendekati level tertinggi dalam 10 bulan pada perdagangan Jumat. Sedang harga emas melonjak 1 persen pada di perdagangan Jumat.

Harga paladium mengalami lonjakan kenaikan karena adanya kekhawatiran atas kekurangan pasokan karena Rusia adala produsen utama logam mulia tersebut. Sedangkan harga emas juga melonjak karena pelaku pasar memburu instrumen safe haven di tengah semakin intensnya pertempuran antara Rusia dengan Ukraina.

Mengutip CNBC, Sabtu (5/3/2022), harga paladium di pasar spot naik 6,1 persen menjadi USD 2.943,56 per ons pada 10:27 EST, setelah naik ke USD 2.970,50 per ons, puncak tertinggi sejak Mei 2021.

Harga emas spot melonjak 1 persen menjadi USD 1.954,53 per ounce dan naik sekitar 3,5 persen untuk minggu ini. Harga emas berjangka AS naik 1,1 persen menjadi USD 1.956,70 per ounce.

Rusia adalah negara menyumbang 40 persen dari produksi global paladium. Harga logam mulia ini naik hampir 24 persen sepanjang minggu ini. Ini merupakan kinerja terbaik sejak akhir Maret 2020.

“Ada konsensus yang berkembang bahwa Rusia tidak memperlambat kampanye militernya dan Anda hanya akan melihat sanksi menjadi jauh lebih sulit, dan itu benar-benar akan mengganggu bisnis untuk mendapatkan pasokan paladium,” kata analis senior OANDA, Edward Moya.

“Larangan penerbangan, masalah logistik, dan sanksi akan membuat paladium sangat bullish karena ini terjadi pada saat permintaan mulai meningkat secara signifikan.” tambah dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prospek

"Krisis Rusia-Ukraina akan terus mendukung prospek harga emas yang lebih tinggi," tambah analis Saxo Bank, Ole Hansen dalam sebuah catatan.

"Ini tidak hanya masalah jangka pendek sebagai safe haven tetapi lebih penting karena ketegangan ini akan mempengaruhi inflasi, pertumbuhan, dan ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral." kata Ole.

Emas, yang dianggap sebagai mampu menjadi penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian seperti ini, mengabaikan lonjakan nilai tukar dolar AS yang mencapai 1 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.