Sukses

RI dan Negara-Negara Besar Dunia Mencari Jalan Keluar dari Multiple Disruption

Dengan 3 agenda utama Presidensi G20, Indonesia mengarahkan kerja sama kelompok negara-negara besar untuk menciptakan hasil yang konkret.

Liputan6.com, Blitar Presidensi G20 yang dipercayakan kepada Indonesia saat ini merupakan keuntungan sekaligus tanggung jawab yang besar.

Di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional dan reformasi struktural yang sedang berlangsung, Indonesia akan menjadi pusat perhatian dunia, sehingga menjadi saat yang tepat untuk mempromosikan nilai serta potensi yang dimiliki.

“Di saat yang sama, kita akan berdiri di hadapan negara-negara besar dunia untuk mencari jalan keluar dari multiple disruption yang melanda dunia saat ini, di antaranya di sektor kesehatan, ekonomi, digitalisasi, dan lingkungan,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, seperti dikutip Selasa (29/3/2022).

Pemulihan dunia pasca pandemi akan sulit terwujud apabila masih terdapat kesenjangan antar negara dalam sektor-sektor tersebut. Berangkat dari pandangan itu, Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger” dalam Presidensi G20 kali ini.

Indonesia berupaya untuk menghadirkan deliverables nyata yang dapat di replikasi di negara lain. Dengan 3 agenda utama Presidensi G20, Indonesia mengarahkan kerja sama kelompok negara-negara besar untuk menciptakan hasil yang konkret.

Agenda utama yang pertama yaitu reformasi arsitektur kesehatan global, dapat diwujudkan dengan penyelarasan standar protokol kesehatan global, serta pembentukan Joint Finance and Health Task Force guna mengembangkan mekanisme pembiayaan yang inovatif dan cepat untuk pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi penyakit menular di masa depan.

”Kita akan mendorong transfer teknologi produksi vaksin agar vaksin terdistribusi merata ke seluruh negara di dunia. Kita telah berkomitmen untuk memenuhi deklarasi KTT G20 Roma untuk mencapai target vaksinasi sekurang-kurangnya 70 persen dari populasi dunia pada pertengahan 2022 ini,” jelas Menko Airlangga.

Selanjutnya transformasi ekonomi berbasis digital, antara lain dengan pengembangan literasi dan keterampilan digital yang lebih inklusif dan produktif. Digitalisasi diumpamakan seperti dua sisi mata uang. Satu sisi, pertumbuhan yang cepat dapat membantu pemulihan ekonomi, sisi lainnya menyebabkan ketimpangan-ketimpangan antar negara.

UNESCO mencatat baru 55 persen rumah tangga di dunia yang terkoneksi internet. Bahkan di negara berpendapatan rendah, persentasenya dibawah 20 persen.

Melihat situasi itu, Presidensi G20 Indonesia berupaya mendorong peningkatan infrastruktur digital yang dapat membantu negara tertinggal seperti pemanfaatan low earth orbit satellite, serta mendorong pelatihan keterampilan dan literasi digital, seperti yang dilakukan di Indonesia melalui program Kartu Prakerja.

Agenda yang ketiga adalah mencapai kesepakatan global dalam mempercepat transisi energi yang lebih bersih dan hijau melalui perluasan akses energi yang tidak hanya adil namun juga terjangkau, baik dari sisi teknologi maupun pembiayaannya. Presidensi G20 Indonesia akan mendorong mobilisasi dana untuk transisi energi, serta menekankan pentingnya prinsip common but differentiated responsibilities sesuai kerangka PBB.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Langkah Indonesia

Selain itu Indonesia meningkatkan inklusivitas sekaligus memastikan koherensi dalam agenda yang dipromosikan oleh berbagai Working Group dan Engagement Group yang merupakan bagian dari G20. Ini adalah mandat dari Presidensi sebelumnya seperti Seoul 2010 dan Cannes 2011.

Dalam konteks itu, peran kaum muda dan akademisi dalam upaya pemulihan global tidak bisa dikesampingkan.

Melalui Engagement Group Youth20, Think20 atau Science20 dengan berbagai platform partisipasi dan event yang mereka selenggarakan, peran pelajar di dalamnya akan memiliki andil besar dalam menentukan arah kebijakan dan manfaat dari recovery itu sendiri.

Para mahasiswa, generasi milenial dan Gen-Z yang saat ini sedang berinvestasi pengetahuan di perguruan tinggi yang tersebar di seluruh dunia merupakan para calon pemimpin Indonesia di masa depan. Mereka adalah generasi yang akan menentukan pencapaian Indonesia Emas pada tahun 2045.

”Generasi saya dan yang bekerja pada saat ini akan digantikan oleh para generasi muda. Oleh karena itu manfaatkan masa-masa investasi pengetahuan ini dengan sebaik-baiknya, dan tugas Pemerintah adalah mempersiapkan peralihan generasi nanti berjalan sesuai yang diharapkan,” tutup Menko Airlangga

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini