Sukses

Menkominfo Bocorkan 6 Industri yang Bakal Melaju Kencang di Tengah Perkembangan Ekonomi Digital

Ekonomi digital di kota tier dua dan tier tiga yang merupakan kota slow adopter terhadap ekonomi digital bisa bertumbuh tiga kali lipat pada 2025.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mampu menjadi pusat ekonomi digital di Asia Tenggara (ASEAN). Hal tersebut diungkap oleh Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Johnny G Plate.

Ia menjelaskan, melihat data konsultan global Kearney, konsumen digital di Indonesia mencapai 219 juta pada 2021. Sedangkan potensi ekonomi digital dalam gross merchandise value (GMV) ekonomi mencapai USD 146 miliar di 2024.

"Potensi ini akan terus meningkat mencapai USD 316 miliar pada 2030. Potensi ini bukan hanya dari perkotaan saja, namun sudah mulai bergeser dari kota metropolitan ke kota nonmetropolitan," kata Johnny pada HSBC Wealth Outlook 2022, Jumat (25/2/2022).

Ekonomi digital di kota tier dua dan tier tiga yang merupakan kota slow adopter terhadap ekonomi digital bisa bertumbuh tiga kali lipat pada 2025, dan berkontribusi 30-50 persen terhadap keseluruhan ekonomi digital.

Dengan pertumbuhan tersebut, Johnny menyebutkan ada enam industri yang akan berkembang, yakni e-commerce, healthtech, fintech lending, edutech, payment serta ride and delivery. "Industri fintech bahkan sangat mendukung keberlangsungan usaha pelaku UMKM dalam masa pandemi," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Portofolio Investasi

Demi menangkap peluang transformasi digital itu, Head of Wealth Development, HSBC Indonesia Verawaty Zhao mengatakan, pasar saham masih menjadi prioritas portofolio investasi dengan return positif dan lebih tinggi dari obligasi. Hal ini ditopang oleh harapan adanya fase pertumbuhan setelah pandemi.

"Sektor teknologi akan terus unggul di tengah adopsi dunia pada gaya hidup berbasis digital yang memungkinkan masyarakat tetap maju di tengah ketidakpastian seperti pandemi saat ini," jelas Verawaty.

Verawaty menambahkan, arus modal akan terus masuk ke pasar saham Indonesia seiring berkembangnya sektor teknologi. Sejumlah rencana IPO perusahaan teknologi dalam 12 bulan ke depan menjadi katalis masuknya aliran dana asing lebih lanjut.

"Kesempatan investasi akan muncul di sektor yang berhubungan dengan transformasi digital seperti cloud computing, AI/Machine learning dan analytics, Internet of Things dan elektrifikasi, financial technology dan pembayaran digital, digital customer engagement serta 5G," tutup Verawaty.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.