Sukses

Perang Rusia Ukraina Bawa Harga Emas Melompat ke Posisi Tertinggi Setahun

Perang Rusia Ukraina mempengaruhi harga emas karena negara ini merupakan produsen emas terbesar ketiga di dunia.

Liputan6.com, New York - Harga emas dunia tergelincir usai melonjak dipicu perang Rusia Ukraina yang membuat investor mengamati kondisi pasar. Rusia menyerang Ukraina atas perintah Presiden Vladimir Putin.

Harga emas dunia diperdagangkan terakhir pada posisi USD 1.897,76 per troy ounce, turun 0,5 persen pada hari sebelumnya.

Sebelumnya harga logam mulia masih diperdagangkan di level USD 1.968,01 per ounce, naik 3,17 persen dan tertinggi sejak akhir 2020.

Itu disebabkan investor menumpuk aset safe-haven dan pasar ekuitas secara global jatuh ke zona merah.

Melansir laman CNBC, Jumat (25/2/2022), harga minyak dan komoditas lain naik tajam. Minyak mentah Brent melampaui USD 100 untuk pertama kalinya sejak 2014.

Harga emas berjangka AS turun 0,5 persen menjadi USD 1.899,80 per ounce. Harga perak turun 1,5 persen menjadi USD 24,13 per ounce, sementara paladium turun 1,8 persen. Harga Platinum turun sekitar 3 persen persen dan tembaga sedikit lebih tinggi.

Rusia merupakan produsen utama paladium dan platinum, dan produsen emas terbesar ketiga di dunia.

Presiden Joe Biden mengatakan dalam konferensi pers sore bahwa AS akan memperkenalkan gelombang sanksi lain terhadap Rusia yang akan membatasi kemampuannya untuk melakukan bisnis dalam dolar, euro, pound dan yen, dalam upaya untuk mengisolasi Moskow dari ekonomi global.

Harga emas naik sekitar 5,5 persen pada Februari sejauh ini, di jalur untuk kenaikan bulanan terbesar sejak Juli 2020.

Imbal hasil obligasi AS, yang bergerak terbalik terhadap harga, jatuh karena investor menuangkan uang ke treasury, juga dilihat sebagai aset yang aman.

Putin mengumumkan apa yang disebutnya “operasi militer khusus” Kamis pagi, hanya dua hari setelah mengirim pasukan ke wilayah timur Ukraina yang memisahkan diri di Donetsk dan Luhansk.

Berita terbaru menyusul penumpukan militer Rusia selama berbulan-bulan di dekat perbatasan Ukraina dengan jumlah pasukan mencapai 150.000.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minta Bantuan Dunia

Situasi di Ukraina memburuk dengan cepat, dan laporan spesifik dari negara tersebut sulit dikonfirmasi.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba melaporkan tepat setelah pukul 7 pagi waktu setempat, beberapa kota di negara berpenduduk 44 juta jiwa itu berada di bawah serangan Rusia, dan telah meminta masyarakat internasional untuk bertindak tegas untuk mengisolasi Rusia.

Dalam sebuah tweet, Kuleba menyerukan “sanksi yang menghancurkan terhadap Rusia SEKARANG, termasuk SWIFT,” di antara tindakan hukuman lainnya.

Para pemimpin NATO telah berjanji untuk memberikan tanggapan cepat, termasuk apa yang mereka sebut sanksi "berat", karena beberapa memperingatkan bahwa invasi Putin dapat mengakibatkan konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.