Sukses

Pupuk Organik Bikin Petani Lebih Untung

Pupuk sebagai pasokan nutrisi bagi tanaman agar pertumbuhannya bisa optimal, sehingga bisa mendorong peningkatan produktivitas pertanian.

Liputan6.com, Jakarta Pupuk merupakan kebutuhan penting bagi petani di Indonesia. Pupuk sebagai pasokan nutrisi bagi tanaman agar pertumbuhannya bisa optimal, sehingga bisa mendorong peningkatan produktivitas pertanian.

Persoalan yang terjadi saat ini adalah keterbatasan jumlah pupuk subsidi dan mahalnya pupuk non subsidi menjadi kendala bagi petani. Bahkan, tercatat alokasi pupuk subsidi tahun 2022 hanya sekitar 37-42 persen dari total kebutuhan petani di Indonesia. Namun, untuk mengatasi hal tersebut, sebagian petani mulai melirik pupuk organik sebagai pengganti pupuk pabrikan atau kimia.

Seperti yang dilakukan Rizky Syahrirul Barokah, perwakilan petani dari dari Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Dirinya mengaku telah menggunakan pupuk organik sejak tahun 2018 lalu.

Menurutnya, Penggunaan pupuk organik lebih menguntungkan, karena dapat dibuat secara mandiri oleh para petani.

"Pada awalnya biaya akan lumayan tinggi untuk membenahi tanah akibat sedikitnya penambahan pupuk kompos pada perawatan sebelumnya. namun jika sudah sehat tanahnya maka biaya akan lebih rendah," jelas Rizky kepada media, Senin (21/2/2022).

Jika kondisi lahan rusak, kata Rizky, untuk memperbaiki biaya cenderung sama bahkan lebih mahal. "Namun jika lahan sudah sehat maka biaya produksi bisa berkurang mencapai 40 persen," ungkapnya petani milenial ini.

Sarjana Pertanian dari Universitas Jember ini menjelaskan, penggunaan pupuk kimia sintetis mungkin akan menguntungkan petani pada awalnya, namun pada akhirnya kebutuhan pupuk persatuan lahan akan semakin meningkat (banyak). Sehingga tentu saja akan membuat biaya produksi semakin membengkak.

Untuk hasil panen, lanjut Rizky yang mencontohkan tanaman padi miliknya, untuk hasil awal diperkirakan panen akan menyusut dikarenakan tanah sudah rusak akibat pemakaian pupuk dan pestisida kimia sintetis sebelumnya.

"Maka perlu pembenahan tanah dahulu untuk mendapatkan hasil maksimal. hasil panen relatif sama dengan penggunaan pupuk kimia sintetis yang berlebih, banyak petani yang masih melebihi dosis pemakaian pupuk kimia sintetis. kondisi petani, selain memakai pupuk subsidi masih menambahkan dengan pupuk nonsubsidi," paparnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Buat Pupuk Organik Sendiri

Selain itu, untuk produksi pupuk organik, kata Rizky, dirinya membuat pupuk organik sendiri baik padat maupun cair. Pembuatan dengan fermentasi bahan-bahan organik disekitar kita yang mudah didapatkan. "Untuk pupuk organik bahannya bisa dari kotoran hewan, seresah daun, jerami dan sekam.

Untuk pupuk organik cair bisa dari bonggol pisang, rebung, urine hewan dan lainnya. Pada intinya petani harus menjadi petani yang mandiri," tutup peraih Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2019 di Bidang Pangan tersebut.

Kementrian Pertanian disisi lain terus mendorong penggunaan pupuk organik sebagai bagian utama dalam mengoptimalkan pertanian. Melalui Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) petani akan lebih produktif dan meningkat pendapatannya.

“Manfaatkan fasilitas ini dengan baik untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendorong petani gunakan pupuk organik,” terang Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.