Sukses

Impor Kedelai Terus Lanjut, Stok Aman sampai Maret 2022

Kementerian Perdagangan melaporkan, tren kenaikan harga kedelai masih berlanjut pada pekan kedua Februari 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) berkomitmen untuk terus melakukan impor kedelai, meski harganya di pasar internasional terus mengalami lonjakan akibat sejumlah faktor.

Direktur Akindo Hidayat menyatakan, pihaknya selaku importir kedelai bakal terus memasok kedelai impor sesuai permintaan. Jika permintaan dalam negeri masih jalan, pihaknya tetap akan menyediakan stok. .

"Sudah pasti untuk dua bulan ke depan, Februari-Maret stok ada. Itu pak Menteri Perdagangan sudah bicara juga," ujar Hidayat kepada Liputan6.com, Senin (21/2/2022).

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan melaporkan, tren kenaikan harga kedelai masih berlanjut pada pekan kedua Februari 2022. Bahkan, harga bahan baku tempe dan tahu ini diperkirakan bakal menyentuh angka tertinggi sebesar USD 15,78 per bushels pada Mei 2022.

Hidayat pun mewajari fluktuasi kenaikan harga kedelai di pasar global. Akindo juga telah berkomitmen menekan harga di tingkat perajin sebesar Rp 11.500-12.000. Sehingga tempe dapat dijual seharga Rp 10.300-10.600, dan tahu Rp 650-700 per potong.

"Pastilah harga terus naik, itu kan mengikuti perkembangan harga di pasar internasional. Tapi saya kira sepanjang pengrajin masih butuh kedelai, importir sih pasti sediakan, enggak ada masalah," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harapan

Namun, Hidayat berharap harga kedelai impor bisa segera turun. Di sisi lain, ia juga meminta komitmen pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) untuk merealisasikan stok kedelai lokal dalam jumlah besar.

"Harapannya sih harga kedelai dunia turun. Kemudian kalau harga kedelai dunia turun, harga dalam negeri pasti turun. Sehingga harga tahu dan tempe yang dijual juga terjangkau oleh masyarakat. Tapi kan kita enggak bisa ngatur harga pasar dunia," tuturnya.

"Sekarang kan program Kementerian Pertanian sedang menggenjot produksi kedelai lokal (produksi 1 juta ton di 2022). Harapannya memang bisa terlaksana," pungkas Hidayat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.